AKU SAKIT APA YA?
Selasa 26 juni 2018.
Dear Diary,
Aku tadi sore jam 16.20 seturunnya dr Grab Car langsung sempoyongan pusing dan ingin muntah.
Sebetulnya sih sejak dr mobil aku sudah mau muntah, kepala rasanya nyut2an walau dengan sembunyi2 agar tidak terlihat supir brondong Grab Car sudah kuberi minyak kayu putih.
Biasanya kl pergi kemana2 aku slalu bawa potongan bawang putih dibungkus plastik, jadi kalau tiba2 pusing aku ngendus2 bawang putih sambil berbalur minyak kayu putih.
Bukannya aku takut si supir itu vampire atau setan gentayangan yang hobby gigitin leher penumpang sih, entah kenapa aku yakin kalau aku ngendus2 bawang putih pusingku pasti hilang.
Boleh kan aku punya kepercayaan seperti itu Dear Diary, lha Megawati saja gak dilarang kok percaya bahwa dia percaya dia bisa ngobrol sama bapaknya almarhum.
Soal Megawati curhat sama bapaknya dan dikasih tips buat diet segala macam sih sejujurnya aku gak percaya, kupikir palingan dia nenek2 stres.
Dear Diary,
Pusing itu berat banget Dear Diary.
Mau wudhu ke kamar mandi saja aku pelan2 karena takut jatuh gedebuk...pasti seperti gempa bunyinya.
Aku juga tidak berani tayamum kr banyak bulu2 kucing dikamarku.
Si Sunny kan kalau sudah dilepas dikamarku selalu merasa seperti yg punya kamar dan aku cuma anak kost.
Jadi aku akhirnya sholat sambil tiduran.
Sehabis sholat ingatanku melayang ke tadi siang, sambil mengevaluasi sakitku.
Aku bingung, kenapa aku sakit, benar2 sakit sampai tidak bisa duduk buat sholat.
Bukankah tadi siang aku bahagia bertemu teman2 yang selama ini hanya kudengar suaranya, ada yg suaranya cempreng, ada yang suaranya pelan seperti orang sedang ML, pelan dan mendesah2.
iya betul Dear Diary, aku tadi jam 10.20 ketemuan dengan Fitri dan Amanda serta Nia bukan Daniati temannya Fitri di Lemon Grass Bogor.
Alhamdulilah Fitri pakai baju berlapis sehingga tidak kelihatan kurus.
Walau Amanda kelihatan tidak gemuk kalau tidak pakai baju, tp kr dia pakai baju kebesaran jd gak terlalu kecil mungil lah.
Temannya juga kulihat punya daging jadi aku tidak merasa jadi wanita paling berdaging se indonesia.
Aku menyesal Dear Diary tidak pakai baju kebesaran juga, sebetulnya sih tadi aku mau pakai, lengkap dg syarii yang menyapu lantai.
Cuma aku khawatir, kalau pakai itu aku pasti disangka emak2nya mereka, apalagi aku kan jalannya lambat.
Alhamdulilah Dear Diary, mimpiku melihat wanita pakai niqab makan tadi kesampaian juga, Amanda kan pakai niqab.
Ternyata makannya disodok dari bawah Dear Diary.
Sebetulnya aku sudah tertarik pakai niqab sih, hidung pesekku pasti ketutupan kan, tapi melihat Amanda makan aku jadi gak tertarik lagi pakai niqab.
Biarlah hidung pesekku kelihatan.
Bisa2 nanti niqabku penuh bekas sambal terasi atau semur jengkol lho Dear Diary, soalnya aku kan kagetan orangnya.
Tapi yang paling membahagiakan karena ada Nia bukan Daniati.
Wajahnya seolah2 menghiba2 "bully aku..bully aku..", jadi yah dengan senang hati Nia menjadi obyek penderita.
Lha siapa yang gak mangkel coba, aku lagi asyik cerita tentang hantu, eh dia dengan mata besar memandangku dengan shock " ini pasti hoax ya bu? ini pasti hoax kan?"
Ini kan penghinaan banget, masak aku disamakan dengan sang presiden yang suka ngibul ? No..no..no...aku gak suka ngibul, kecuali terpaksa.
Makan siang kami diisi dengan penuh tawa, apalagi Amanda eh atau Fitri ya, begitu bersemangat membawa mug #2019ganti presiden 4 buah.
Amanda bikin video live saat kami sedang makan sambil pura2 minum dari gelas #2019gantipresiden.
Aku sebetulnya sudah curiga Dear Diary, pasti hidung pesekku tampil dengan nyata.
Tadi dimobil aku lihat ulang videonya, ya ampun....hidungku bener2 seadanya, kayaknya Tuhan menciptakan hidungku cuma asal ada hidung saja, kaca mataku terlihat jelas merosot.
Kalau di photo aku bisa edit, kl video mana bisa?
Dear Diary, tahu gak, ternyata makan bareng orang kaya itu gak keren lho.
Masak tadi pas bayar tagihan yang dibayar Fitri dia ngeyel gak mau di share, sementara Amanda dan aku gak mau dibayari.
Ngotot2an berhenti saat kulirik pelayan2 yg berdiri didekat meja kasir memandang ke meja kami sambil main colek2an, mungkin saling tebak, siapa yang menang.
Dari Lemon Grass kami ke Kuntum Field karena Nia ingin makan jengkol.
Sebelumnya kami mampir dulu ke rumah bude, panggilan Emy Mufid temannya Fitri dan Nia di Indraprasta.
Tadinya aku sudah bahagia, bude itu pasti umurnya sudah tua...paling tidak setua aku lah.
Ternyata usianya baru 50 tahun.
Yah, takdir menghendaki aku tetap wanita tertua dikelompok militan paling tidak jelas sepanjang hari ini.
Dear Diary,
Di Kuntum Field, baru saja sampai, Nia sudah panik, dia ingin diphoto disini dan disitu sambil menunjuk beberapa tempat.
Ya ampun, aku baru sekali lihat orang hobby banget di photo.
Tadinya sih aku tidak tahu sebabnya, tapi saat aku lihat hasil photoku aku baru sadar, ternyata Nia itu camera face.
Aslinya sih biasa2 saja, matanya memang besar, bagus, kesannya lugu banget apalagi kalau lagi bertanya " apa iya? Memangnya betul bu ?"
Rasanya sih dia lugu betulan, soalnya dia gak bisa bedakan dikibuli dan tidak.
Tapi kelebihannya mungkin di hidung, larena kaca matanya tidak pernah bakalan merosot.
" Sekarang ibu tahu kenapa photo2nya Nia kelihatan lebih cakep. Bukan karena pakai oppo, tapi karena dia camera face, aslinya sih biasa2 saja." aku keceplosan bicara.
" Jadi aslinya saya jelek ya bu." tanyanya sedih.
" Enggak sih...cuma gak secakep di photo."
Dear Diary,
Kisah Tom and Jerry ternyata ada juga didunia nyata lho.
Fitri dan Amanda itu seperti kucing cewek dan saingannya, main berantem2an, bahkan saat di photo.
Cuma pura2 sih, tapi kalau dari jauh pasti orang menduga mereka sedang rebutan suami, antara istri tua dan istri muda yang sudah tua, gara2 jatah yang kurang adil.
Untungnya teriakan Nia menyadarkan pandangan penuh ingin tahu orang " ayo mundur lagi...mundur lagi, iya lagi pukul2an saja adegannya."
Dasar photographer ngawur, malah suruh orang pukul2an.
Rasanya aku ingin jitak kepala anak ini.
Karena kami emak2 solehah, kami tetap sholat disela2 obrolan apa saja yang terlintas, mulai dari politik, artis sampai akting teman yang hobby meminjam uang tapi pura2 tak berdosa.
Ternyata kami itu aslinya orang baik2 Dear Diary, buktinya kami sering dikibuli dan dipinjami uang oleh orang2.
Kalau tidak baik kan tidak mungkin ya Dear Diary, eh atau jangan2 mereka mengira kami bloon dan gampang dikibuli ya?
Dear Diary,
Saat dimobil itulah aku mulai merasa.mual dan pusing sekali.
Apakah karena supir brondong itu bawa mobilnya seperti bawa bajaj, ngebut dan tiba2 ngerem seenak perut ?
Apakah gara2 tragedi video live yang menyorot wajahku sementara kaca mataku mau jatuh yang menyebabkan aku tiba2 pusing Dear Diary?
Apakah karena BH yang kupakai terlalu ketat?
Atau apakah karena rambutku diikat terlalu erat ?
Rasanya semua mungkin menjadi penyebabnya Dear Diary.
Aku memang sensitif Dear Diary, makanya saat supir brondong itu ingin mengantarku kerumah karena kasihan melihatku sempoyongan keluar dari mobil, aku menolak mentah2 sambil melambaikan tangan "gak usah....terima kasih...suami ibu galak soalnya...nanti dia cemburu..."
Pelan2 kuturuni tangga jembatan, tak berani menengok ke belakang melihat supir brondong baik hati itu.
Aku tahu maksudnya baik, tapi aku takut suamiku cemburu.
Ya ampun...aku lupa lagi...aku kan sudah gak punya ya Dear Diary ?
Rasanya aku makin mirip politisi, lupa keadaan, lupa diri dan situasi.
Habis mau gimana lagi ?
Komentar
Posting Komentar