CERITA PEDIHKU...
Dear Diary,
Lebaran kali ini penuh air mata.
Aku ingat lebaran ini lebaran pertama ibu berkalang tanah.
Aku tak akan pernah bisa lagi meminta maaf pada ibu.
Itu tangis pertamaku dihari fitri ini...
Si Tengah dan cucuku Daru belum juga datang, padahal sudah aku siapkan makanan2 kesukaan cucuku, mainan2nya juga sudah dirakit dan kurapihkan kembali.
Battery isi ulang sudah ku charger semua.
Sampai hari ke 2 si Tengah dan cucuku belum datang.
Kenapa mereka tidak berlebaran dirumahku saja sih, kenapa harus berlebaran dirumah neneknya si menantu play boy ku itu?
Padahal kalau ada apa2 dengan si play boy itu, pernahkah, berhasilkah dia ditolong keluarganya?
Selalu dari aku walau aku harus sembunyi2 dari si bungsu yang pasti akan menolak habis2an karena menurutnya aku cuma dibodohi dan ditipu mentah2.
Dear Diary,
Tak tahan menanggung asa ku sms si Tengah.
" Ibu sedih lihat apel nya Daru.😔. Kamu dan Daru besok jadi kesini De? "
" Jadi kayaknya mam, besok dikabarin lagi ya.
Aku cape banget baru sampai rumah dr Bandung."
Besoknya jam 9 pagi si Tengah sms.
" Aku ke bapak dulu ya mam, habis itu ke ibu
" Gak usah ajak si penjahat kelamin kesini de." Penjahat Kelamin adalah gelar lain dari menantuku.
Menantuku memang hebat.
" Terus siapa yg nganterin Dea ?"
" Minta di drop saja sampai jembatan. Atau mending gak usah datang saja de....mamam gak apa2, mamam maklum kok kalau Dea gak bisa datang saat lebaran. Daripada kamu dipukuli lagi."
" Ini sudah di jalan mam.'
" Nanti Dini ibu suruh nunggu diwarung bu Juned biar bisa bantuin kamu bawa Daru."
Tak terjawab.
Perasaanku mulai tak enak.
Pasti si penjahat kelamin ikut mampir, ingin menunjukkan powernya biar anak dan istrinya tidak bermalam dirumahku.
Aku yakin banget.
" Din...nanti kalau.Mbak Dea datang tolong gorengin tahu jeletot sama ayam goreng ya...ibu gak mau keluar kamar soalnya. Kalau mbak Dea datang sama suaminya, tahu jeletotnya masukin cabe rawit didalamnya baru dikasih kulit. Kalau mbak Dea sendirian tahu jeletotnya jangan dikasih cabe rawit. "
Aku langsung mengurung diri dikamar, harap2 cemas menanti anakku datang.
Adakah bilur2 dan lebam lagi ditubuhnya?
Adakah mata sembab lagi yang akan menemuiku ?
Dear Diary,
Tiba suara si Tengah menyeruak masuk kamar.
" Assalamualaikum...mam..."
Kulihat si Tengah anakku masuk kamar.
Sementara anakku cium tangan dan pipiku, sembunyi2 kuperhatikan pipinya, tangannya...adakah lebam2 disana.
" Assalamualaikum..." tiba2 suara si penjahat kelamin terdengar sudah didalam kamar.
Dengan wajah dingin membatu aku terpaksa menerima cium tangannya....hatiku sakit Dear Diary...membayangkan betapa beratnya perjuangan si Tengah untuk menemuiku.
Kusekolahkan anakku di sekolah terbaik, agar dia bisa berhasil hidup baik dan mapan bukan buat menjadi bulan2an suaminya.
Anakku memang tidak cantik, tidak langsing.
Tapi dia adalah anak seseorang, anak yang disayangi orang tuanya, dibesarkan dengan sebaik2nya.
Ya Allah...tangisku kembali tak terbendung menatap anakku yang tidur2an dikasurku sambil bercerita tentang perjalanannya ke keluarga bapaknya di pondok cabe.
Ya Allah ya Rabb....tubuh sintal anakku bukan untuk dijadikan samsak tinju suaminya.
Ya Allah ...kubesarkan dia penuh kasih sayang....
Aku hampir tak berkedip menatap tubuh anakku, mencari bekas2 penganiayaan disana.
Dear Diary,
Si Tengah memang doyan makan makanya badannya gemuk.
" Aku makan dulu ya mam..."
" Ajakin suamimu makan sekalian De..." ujarku keibuan...."dan makanlah cabe rawitku", tambahku dalam hati.
" Sudah diajakin makan mam, dia masih kenyang katanya, mau istirahay saja."
Kampret banget...tahu jeletot sebanyak itu sudah diisi cabe rawit semua lagi.
Belum lama anakku makan, sambil has hus kepedesan dia bilang " mamam kok pakai cabe rawit sih ? gak pakai cabe rawit saja sudah pedas mam.. "
Karena aku jujur aku jawab " tahu jeletotnya jangan dimakan De, itu buat suamimu si penjahat kelamin. Sengaja ibu kasih cabe rawit biar mencret2 dia..Kamu makan udang tempura saja sana."
" Yah telat mam....udang tempuranya sudah aku habisin duluan.."
Begirulah si Tengah Dear Diary, selalu ceria, selalu bisa menutupi keganasan suaminya.
Bila tak ada yang lapor dan cerita bahwa si Tengah dikejar2 suaminya karena mau dibunuh pakai obeng, aku tak akan tahu penderitaan anakku.
Mata orang lain yang melihat lebih dulu.
Seperti saat Daru cucuku menangis kencang tak mau diam.
Begitu di gendong si penjahat kelamin Daru langsung diam.
Belakangan baru aku tahu twrnyata ada saksi yang melihat kenapa Daru langsung diam dan ketakutan digendong bapaknya.
Ternyata si penjahat kelamin mencengkeram pinggang cucuku dan cucuku langsung diam kesakitan.
Sakitkah hatiku?
Sangat sakit Dear Diary,
Anak sekecil itu diperlakukan seperti itu, Gila apa itu orang ?!
Pantas tertawanya cucuku tertawa yang dipaksakan...tertawa karena ingin membuat orang senang.
Aku sangat mengenali jenis suara tertawa seperti itu, suaraku dulu, cara suaraku disaat kecil.
Dear Diary,
Cuma 2 jam mereka dirumahku.
Mereka pulang, setelah Daru kumandikan dan kupakaikan piyama baru.
kuhapus sisa2 airmataku.
Entah kenapa kesedihan dan kegembiraan selalu menimbulkan lapar.
Aku langsung makan ditemani si bungsu.
Baru 2 gigitan tahu jeletot, aku sudah tak sanggup, pedasnya minta ampun.
Aku lupa kl ada ranjau cabe rawit disitu.
Buru2 kuminum air dingin...masih terasa panas bibir dan lidahku.
" Mamam....hush...hush...ngapain pakai cabe hhhh rawit sihhhh...hhhh..pedas tahu. Vani kan lagi sakit perut...hhhh...hush..hush..."
" Maaaffffin mamam...hhhh...mamam.juga kepedesan....mamam lupa kemakan....hhhhh....ini sebetulnya...hhhh buat si penjahat kelamin....hhhh tapi dia gak mau makan...mamam lupa...hhh..." aku menjawab disela2 upayaku minum air agar tidak kepedasan.
Dear Diary,
Inilah cerita pedihku....pedih melihat penderitaan anakku, pedih karena kepedasan makan tahu jeletot...
Pedih sekali Dear Diary...
Komentar
Posting Komentar