HARI KE 28 RAMADHAN: OBROLAN KAMI, WANITA2 KONYOL...



Dear Diary,
Aku pernah cerita kalau aku punya 3 orang teman kan?
Tapi rasanya aku belum pernah cerita kalau ternyata teman2ku itu konyol2 kan ?
Memang sih rasa2nya aku jadi lebih muda 30 tahun karena bergaul dengan orang2 muda usia, tapi kalau aku jadi ikut2an konyol seperti mereka bagaimana jadinya Dear Diary ?
Memang sih kekonyolannya biasanya hanya di group WA saja, aku kan jarang kumpul dengan mereka, maklum mereka kan orang sibuk, rumahnya pun saling terpencar jauh.
Tati Muntoro  di luar negeri, dia tinggal di Pejaten Pasar Minggu, kalau menurut Kapolri itu kan ada di Amerika, Yustika Erliani  tinggal di Pondok Cabe, dekat bekas rumahku dulu saat masih dengan si semprul, daerah macet tak kenal waktu, mungkin yang paling dekat hanya Yanti Bunda Andhika yang tinggal di Cimanggu.
Jangan tanyakan alamat rumah Yanti padaku Dear Diary, aku pasti bingung dan stres lagi,karena rumahnya itu muter, belok kanan, belok kiri, muter lagi masuk portal, belok lagi, muterlagi, pokoknya ujung2nya kita akhirnya cari mobil baru warna putih yang lagi parkir, wis pokoknya pusing deh.

Karena kesulitan mengkordinir acara sunatan massal, kalau harus bicara satu2 kan repot banget, akhirnya diusulkan buat group WA.
Yah gak apa2lah, jumlah group WA di HP ku jadi 11 group jadinya.

“ Atas permintaan bu rita... dibikin group. Bingung namanya..” tulis Yanti ujug2 muncul di akunku dengan nama group 4 Sekawan.
“ Mbak Tati... aku nggak punya nomer hp nya tika. Invite yak..” sambung Yanti.
Okelah aku tidak diikutkan dalam pembicaraan, mungkin dianggapnya aku ibu kostnya.
“  Ini no hp, hanya admin yg bisa invite “ jawab Tati, “ bu Rita, nih bu kl WA adanya grup bukan multichat spt BBM “ tulisTati, seperti biasa dia maksudnya pasti meledek, bukan menjelaskan.
“  Gimana caranya admin bisa lebih dari satu ya mbak...?” tanya Yanti lagi.
“  Masuk ke grup info, terus pilih yg mau dijadikan admin “ jawab Tati.
“  Semua jd group admin, saya kalau kurang aktif nyahut harap maklum ya, lagi belajar intensif soal nya...tapi nyimak semua ocehan dah.” tiba Tika menyahut.
“  Horeee berhasil... trima kasih mbak Tati...” jawab Yanti, kulihat juga ada gambar orang koprol kesenangan. Mungkin dalam bayangan Yanti dia yang koprol.
Sumpah, aku yakin Yanti tidak bisa koprol Dear Diary.
Aku bilang” Ibu gak ngarti yg diomongin...admin itu spt pak udin kali ya? Yg ngurusin absendi bagian umum Kantor Wilayah Jakarta Kota?
“ Iyeee...” jawab Tati, pastinya dengan diikuti gambar lidah melet sampai dower bibirnya.
Setelah yakin aku bisa diskusi, langsung kuajukan bahan diskusi, tentu saja tentang pembelian gift anak2 itu.
“ Masalahnya : beli baju koko dan sarung dimana dan siapa yg beli ?Usul ibu sih dibelinya sebelum puasa biar masih murah harganya.” usulku
“ Di Thamcit aja bu...saya bisa beli, mau budget berapa untuk baju koko dan sarung? Maksud ibu anak2 yg disunat dapat baju koko dan sarung kan selain dapat amplop? “ tanya Tati.
“ Eh ibu tahu kan Thamcyt  itu dimana ? itu lho bu tempat kita belanja sama mbak Yanti yang terus ibu dijemput Tejo terus saya dianterin sampai rumah.” Sambung Tati, tentu saja dia maksudnya meledek.
Entah kenapa anak ini sejak jadi notaris punya hobby tambahan suka meledek.
Apa karena dia tidak bisa meledek anak buahnya ya karena jaga wibawa?
Aku ingat dulu di BNI dia tidak suka meledek orang, bahkan kalau mau bergosippun dia melirik kesana kemari, keatas dan kebawah, ke kanan dan kekiri, kedepan kebelakang, dengan kewaspadaan penuh.
Tentu saja aku tahu Thamcyt, disana aku pesan baju lebaran dipenjahit khusus langganan Tati yang baru selesai 2 bulan kemudian, setelah badanku bertambah melar 3 kg.
Sampai sekarang baju ungu muda itu masih kusimpan dalam peti bajuku, baru dipakai sekali, pada saat mencobanya.

Dear Diary,
Tahu tidak, setiap aku salah ketik Tati akan langsung meledekku, kadang dengan emoticon yang tidak kumengerti karena berbeda versi, aku memang sering salah ketik di HP, soalnya jariku kan besar2, jadi kan wajar saja kalau aku salah ketik bukan?
“  Iya ya ya...ibu salah ketik jarinya kegedean walau orangnya manis.” Ujarku membela diri.
Serentak muncul gambar orang muntah di HPku..
Aku buru2 mengalihkan pembicaraan “ Tika kok gak balas ya? Mau ikutan kan ya? Dia wanita solehah kayaknya deh. Ibu aja dituntun2 pas kita jalan kemarin.”
“ Ya iyalah masa mau dijorokin bu “ jawab Tati.
“ Lha sama Tati kan kemarin bukannya dijorokin ya pas narik ibu dari posisi duduk karena gak kuat? Buktinya ibu nyusruk lagi...”
“  Yg ada saya yg nyusruk ...” Tati membela diri.
Padahal sih seingat aku dia gak nyusruk, dia malah melepas tanganku saat menarikku karena gak kuat, sampai aku nyusruk duduk kembali.
Tiba2 Tika membalas “  Ikut. Ini lagi di bus penuh, susah jawab WA. Pokok nya saya sepakat buat sepaket...nanti kalau gak nyahut arti nya saya oke aja ya...”
“ Pokoknya nyaut dan nyait dianggap setujuhhh yee “ Tati menegaskan.
“ Sip lah. Betul tebakan ibu berarti bahwa Tika wanita solehah.” Kataku.
“ Makanan padangnya ibu usul beli di Ampera Satu didekat Ciluer. Enak banget. Ibu lagi tergila2. Saking enaknya ibu pengen banget angkat dia jadi saudara angkat, siapa tahu bisa dimurahin.” Sambungku.
“ Iye diangkat saudara trus dibanting “ jawab Tati.
“ Nasi bungkus pas khitanan massal kemarin Yanti beli berapa ya se dus ?”tanyaku.
“ Nasi bungkus se dus? “ tanya Tika.
“ Maksudnya nasi bungkus ñasi kotak...” jawabku pura2 gak tahu sedang mau diledek.
Yah pokoknya gak boleh salah ketik Dear Diary.
Untung aku orangnya  sabar banget....

Saat sedang mengkhayal, tiba2 masuk WA dari Tati.
“ By the way kamis minggu depan tanggal 4 Mei saya mau ke Thamcit, sekalian survey harga sarung dan baju koko yak.”
“  Kirain mau ngajak Tika ke makasar. Lebaran masih jauh udah mau survey harga saja
Luar biasa emak2 perencanaan nya..” kata Tika nyerocos.
“ Ikut ketemuan yuk...Kapan kita ketemuan ya? Ke Bandung gak jadi...ke Malang juga gak jadi....... masak ibu dirumah terus cuma liatin pak juned kasih makan burungnya....” aku curhat.
“ Ketemuan minggu ke dua Mei aja yuukk..” ajak Tati.
“  Saya gak bisa ikut ya, lagi ada kegiatan di kuningan” kata Tika
“ Tanggal 4 Mei kan hari kerja....” keluh Yanti.
“ Memangnya gak bisa sakit Yan? “ tanyaku “Ayo yan...ijin sakit aja....kl hari libur rame soalnya”
Dalam pandanganku, masak sebagai pegawai harus masuk kantor terus sih ? Kasihan yang buat rekapitulasi absennya kalau masuk kerja terus, tidak ada variasi catatan H, A, S atau C nya di kartu absensi, sama sekali tidak ada warna merahnya....
“ Mbak Yanti melipir aja dikit dari gedung BNI ke Thamcit, bilang salah berhenti mobil nya mau ke BNI malah ke Thamcit..bikin alasan gitu aja...atau minta bu Rita yg buatin alasan, pasti bagus...dia kan jago ngibul.” Usul Tika gak jelas banget.
“ Saya mau sehat bu.....”, jawab Yanti lemas.... masa' ijin sakit.... nggak mau...
Ntar aku kabari deh hari kamis nya minggu depannya...” Yanti tetap tidak mau membolos.
Aku curiga dia mempunyai sesuatu yang enak dilihat dikantor makanya rajin masuk kerja. 
“ Dosanya bagi 4 deh Yan...Tika sama Tati juga pasti mau kali nanggung dosa ngibul kamu...”
“ Nanti sakit beneran, bu rita seneeeng...”Yanti mengajuk.
“ Kita ntar bezuk deh...bawain Sari roti....”

“ Kalau hari Kamis ikut ah, bolos sehari. Kabarin saja ya, jadi nya kamis apa jumat biar bolos nya tepat waktu.” Kata Tika “ Perencanaan kudu tepat mbak. Ini saya lagi berjuang di keras nya Jakarta ini, main WA sambil berdiri di bus feeder yg ukuran nya seuprit dan penuh sesak.”
“ Tika....kamu pasti menderita deh....hiks hiks...bayangin tika berdiri dibawah ketiaknya orang2 itu....hiks...hiks...masih lebih beruntung Tika daripada ibu berdiri dibus, hidungnya pas diketiak orang2 itu..lha kan ibu tinggi..” kataku antara menghibur dan meledek.

“  Cemunguuuddd ayang Tika...” jawab Tati memberi semangat dengan gambar tangan sebesar gajah.
Kali ini aku yakin dia tidak sedang meledekku.
“ Kasian Tika..... Selamat berjuang....”kata Yanti ikut2an.
“ Makanya ajak liburan ke Makasar lagi dong...saya pengen pipis dikawal polisi lagi mbak ” kata Tika.
Aku jadi ingat saat liburan ke Makasar dulu.
Itu kejadian yang aneh banget, aneh dan mendebarkan.
Sejak awal kami tiba, kami sudah disambut oleh ibu2 pejabat  beserta suaminya, katanya dari Pengadilan Tinggi.
Mobil kami didahului oleh voorrijder dengan sirene mengaung ngaung, padahal tengah malam,dibelakangnya dikawal oleh polisi preman memakai mobil dinas.
Yang sedihnya saat ditengah perjalanan menuju pantai banyak yang kebelet pipis, terpaksa kami berhenti di masjid untuk pipis, sementara si polisi tetap menunggui kami lengkap dengan walkie talkie persis didepan kamar mandi.
Gara2 itu aku jadi pipis dengan suara pelan2 takur terdengar si polisi.
Aku tak tahu apa yang dilapor kan si polisi melalui walkie talkienya, yang kudengar hanya ucapan “ aman...aman...”
Mungkin karena aku terburu2 dan pelan tanpa suara pipisnya, kalau pipisku kencang dan lama pasti dia akan bilang “ tidak aman....tidak aman....berbahaya...”
Ah kenangan menyakitkan.....

“ Yuuukkk...ke Toraja liat negeri diatas awan... Sekarang ada wisata negeri diatas awan
lho ” ajak Tati.
“Toraja bukannya wisata kuburan mbak? Ooo hayuk lah, kapan?” tanya Tika
“ Iya memang wisata kuburan banyaknya. Atau mau snorkling di pulau selayar?  Dekat  pantai bira tempatnya. Bukan birahi ya.” Kata Tati berusaha melucu.
“ Tika bayarin tiket pergi bu rita tapi pulang nya nggak. Snorkling juga mauuuu.”
“ Kalau ke Rammang2 naik perahu kecil bu Rita satu perahu sendiri yaa..”
“ Husss mbak Tat, tar perahu bu rita nyasar siapa yg WA in si Dini? Wuihhh serasa di Venesia.”
“ Ini aseli keren, jatuh cinta guweh ama pemandangannya. September atau oktober. Mau gak?
“ kata Tati.
“ Mau, tapi kayak nya saya udah mulai kuliah lagi itu kalau keterima. Doa in ya diterima proposal nya sama pak prof. “ kata Tika.
“ Pas liburan semester aja kalo  Tika. Memangnya mau kuliah dimana ?”
“ Tika mau kuliah di swiss mbak Tati, ambil S3.”
“  Asyiiikk....kl gitu pindah lokasi aja ke swiss jalan2nya. Kita main ski” kata Tati.
“ Hahahaha....Hayuks lah...juli ini kabar nya Tika keterima apa nggak nya.”
“ Semoga keterima...jd semangat nabungnya “ kata Tati. “Bu Rita dan mbak Yanti...yuuhhhuuuuu...pada kemana ngilang ?”
“ Aamiin..” jawab Tika,” lagi pada sibuk si mami2 itu. Yang terdekat aja bahas Thamcit dulu”
Seperti biasa Tika nampaknya lebih waras dibanding yang lainnya, mungkin karena belum terkontaminasi.
“Jumat aja biar mbak Yanti bisa ijin lebih lama dari jam 11 sd jam 2 siang” kata Tati.
Aku memang tidak menjawab mereka, soalnya pikiranku melayang ke Swiss, kubayangkan badanku ditutupi jaket tebal seperti  kue Lepet, berlapis2, sementara asmaku berbunyi ngak ngik ngok dengan kencang.
Kubayangkan juga saat aku belajar ski, karena belum bisa badanku malah meluncur seperti bola bekel tak terkendali.
Daripada membayangkan asmaku kumat, kualihkan pembicaraan.
“  Besok kalau ketemuan lihat pipi ibu halus kinclong jangan pada shock ya...” kataku.
“ Masih pakai terapi air kencing bu?” tanya Tati sambil tidak lupa membuat gambar orang tertawa dengan bibir mencuat lebar.
“ Tat....muka ibu sekarang kinclong Tat...kamu kalah deh.” Aku balik meledek.
Dikelompok kami yang rajin kemana2 facial adalah Tati.
Pernah aku dan Yanti diajak spa dan facial ke salon Prapanca, begitu selesai membayar selama seminggu hatiku serasa diiris2 sembilu setiap lihat kwitansinya saking mahalnya.
“ Iyeee...duweh ....”
“ Eh serius.Kemarin sempat setahunan gak lihat2 muka, lha ibu gak kemana2 soalnya, tahu2 pas iseng mau pakai alis ngaca lha kok mukanya kulitnya banyak item2 sprootennya.
Sdh sebulan 2 bulan ibu pakai temulawak eh kinclong lagi. Semut saja kemarin ibu lihat kepleset Tat. “ aku menyombong, ngibul tentu saja.
“ Temulawak diapain bu? Jadi pedes gak mukanya?”
“ Mukanya gak pedes kok Tat....memangnya dipakein cabe.  Cuma pas pakai toner agak panas.
“ Oohh kirain bumbu masak “ kata Tati. 
“ Memangnya ibu sayur lodeh dipakein temu lawak.” Kataku.
“  Hahahhahahahahahaha. Makanya kalau kasih info yg lengkap dong bu...”
“ Derita jadi manula...tadi Yanti bilang pantat ibu lebar, sekarang ibu dianggap sayur lodeh.
Itu yanti jadi gak jalan bareng ya? Itu anak mikirnya lama banget sih?”
“ Di japri dong bu...disenggol jangan di colek..gak mempan “ kata Tati.
“  Kayaknya Yanti lagi berdiri di KRL, jadi gak bisa main WA.
“ Kan dibilang... ntar dikabari hari kamis minggu depan “ kata Yanti tiba2 muncul.
“ Tuh sabar bu...” Tati mengompori.
“  Hahaaa... katanya bu rita orang sabar... Jadi benar kan pantatnya dari dulu lebaar ?” kata Yanti “ Ojo nesu lho bu ritaaa...”
“ Kalo nesu pipinya gak mulus lagi loh “ Tati masih tetap beriat menjadi kompor menurutku.
“ Tenang mbak Tati... Ada temulawak ntar tinggal nyari nangka muda buat sayur lodeh.”
“ Hahahhahahaha...bu Rita kita buat sayur lodeh mbak Yanti yuk” kata si kompor meleduk.
“  Selain temu lawak ada apalagi bu rita... Temu kangen ada nggak?” tanya Yanti garing. “ Hahaahaaa... Bu rita kabuuur... ngambek mbak Tati...”
“ Mungkin lagi pake temulawak mak Yanti “ kata Tati.
“ Oiya lupa... kayaknya lagi di depan kaca pake cream temulawak.” Kata Yanti
“ Hiks...hiks...ketemu awas lho, ibu gigitin satu2. Kecuali Tika.” Kataku.
“ Ampun bu...  Ibu kyk semut aja pake gigit2..” jawab Yanti.
“ Kenapa ayang Tika gak digigit bu?” si kompor Tati penasaran rupanya.
“ Gak ada dagingnya....malas ah. Enakan gigit yg banyak dagingnya.” Kataku. 
“ Hahaha....Rusuh2. Ini baru turun gojek masih jetlag.” Kata Tika.
“ Gigit aja tangan ibu sendiri..kan banyak tuh dagingnya,” kata Tati penuh nafsu, kubayangkan saat menulis WA itu dia sambil menimbang badan. “  ayang Tika ganti Grab biar gak jetlag.”
“ Tangan ibu sudah alot dagingnya Tat..Gizinya pensiunan kan kurang.”
“ Itu Tika mirip naik pesawat ya ada jetlagnya. Pantesan teman ibu kl naik ojek pegangan kenceng banget berasa mau jatuh katanya.”
“ Tetap juara si bajaj orange bu...gak jetlag cuma budeg “ kata Tika.
“  Ho oh ganteng bener.” Kata Tati.
Nah disini aku suka tidak mengerti maksudnya.
Siapa yang ganteng bener? Tukang Gojek atau tukang Bajaj?

Dear Diary,
Kenyataannya jauh diluar rencana.
Yang pergi ke Thamcyt  ternyata hanya Tati dan Yanti.
Pembicaraan berhari2, dengan menghabiskan kuota, membuatku pusing berpikir menebak2 gambar apa yang dikirimkan karena tidak semua kelihatan di HPku, ternyata hasilnya seperti dugaanku, si raja jalanan dan Yanti yang pergi.
Konyol bukan Dear Diary ?
Sayangnya mereka teman2ku.
Cuma aku saja yang tidak konyol kan Dear Diary ?

(bersambung, masih 17 halaman lagi soalnya )

Komentar

Postingan Populer