SELAMAT BUKBER, SELAMAT DATANG MASA TUA
Dear Diary,
Hari minggu 3 juni 2018 kemarin aku bukber bersama teman2 eks SMAN 1 Cibinong di Raden Ayam, Karadenan.
Aku sempat ragu untuk datang karena ada keperluan keluarga, tapi rasanya kok malu sama Nani yang repot2 mencari dan memesan tempat padahal dia kan non muslim.
Aku yang cuma duduk manis kok malah gak datang.
Ya sudah, wl terlambat aku akhirnya datang.
Sudah banyak teman2 yang datang, aku juga bingung dan langsung blank melihat teman2 pada teriak2 sambil nyengir2, blank mengingat nama2nya.
Jadi dg malu2 kucing aku langsung makan.
Alhamdulilah, tidak sia2 aku datang.
Ayam Taliwangnya enak, ayam rempahnya juga enak.
Kayaknya itu ayam sudah pasrah semua sebeluk dimasak, buktinya tulang2nya sdh pada lemas saat dimakan.
Dear Diary,
Selesai dari Raden Ayam kamis sepakat ke cafe Oka di dekat stadion Pakansari.
2 kali putari stadion, 3 kali putari jalan Pemda cafe Oka masih belum ketemu.
Susi yang menyetir ngomel dengan sopan dan berbahasa sunda, entah apa arti lengkapnya, intinya sih dia bilang percuma bawa penunjuk jalan karena gak ada yg ingat jalannya.
" Ih sayah mah kan duduknya dibelakang Sus, jadi gak kelihatan jalanan. Kayaknya sih lewat rumah makan yang rame ituh " jawab Mumun.
( Aku gak yakin Mumun gak lihat jalan, pasti yg dia lihat tukang2 makanan dipinggir jalan sambil membayangkan rasanya).
" Saya mah gak pernah bisa hafalin jalanan Sus." kata Lina membela diri.
( Menurutku sih karena Lina pakai kaca mata hitam terus, jadi dia gak lihat tanda2 jalan).
Sejujurnya sih dugaanku karena mereka semobil itu pakai kacamata hitam semua padahal saat itu hari menjelang senja.
Entah kenapa itu teman2ku hobby pakai kaca mata hitam, siang malam.
Sering saat sedang kumpul ada yg buru2 ingin pulang karena cuaca sudah gelap, padahal karena pakai kaca mata hitam.
Kalau sudah begitu aku pasti ketawa sampai sakit perut.
Aku menduga, karena kami generasi old, pasti teman2ku itu penggemar Dedi Dores, itu penyanyi yg pakai kaca mata hitam terus kr matanya juling.
" Nah ini pasti gangnya ke cafe Oka, gangnya kecil soalnya." kata Susi sok tahu langsung membelokkan mobil.
" Ini kan searah Sus, itu gak ada mobil yabg kearah sana kok." kataku.
Dan betul saja, sampai lama mobil kami menunggu mobil yang menuju keluar gang.
" Dedi Miswar...Dedi Miswar lagi bagi2 kaos." temanku menjerit2 histeris memanggil nama Dedi Miswar seolah2 dia suaminya yg gak pulang2 seminggu.
Di mobil sebaliknya kulihat Dedi Miswar ketawa2 sambil membagikan 2 kaos tipis.
Yah pokoknya capek deh Dear Diary, cafe Oka tetap tidak ketemu.
Untungnya mobil Emma yg sudah sampai cafe Oka memberi kabar melalui Tuti kalau cafenya tutup.
Setelah beberapa kali putar balik, rasanya kalau jalan ke Bandung kami malah sudah sampai, kedua supir, Susi dan Emma menyerah, kamipun sepakat nongkrong dirumah Eva yang luas.
Dear Diary,
Rumah Eva luas banget, tapi lebihsberam dari rumahku rasanya.
Badanku merinding dipandangi mata2 tak terlihat selain matanya tukang baso dorong yang dipanggil kerumah Eva.
Sambil makan baso, minum kopi dan ngobrol ngalor ngidul kembali kami selfi2, sambil ketar ketir wajah2 itu ikut terphoto.
Dari puluhan photo yang kuambil hanya 1/3 saja yang bisa dilihat sisanya hitam atau gambar buram semua, padahal kameraku sudah pakai blitz dan lumayan bagus.
Eva yang dulu pernah sebangku denganku hanya duduk kalem, se kalem kakinya yg asam urat mengijinkan, padahal dulu dia lincah seperti bola bekel, mulutnya pun dulu ceriwis bercerita ttg malam2 pacarannya dengan pacarnya.
Aku dan Lasminah yang akhirnya jadi temans sebangku saat kelas 3 hanya bisa membayangkan adegan2nya sampai mulut kami menganga saking takjubnya.
Betapa usia tua telah mampu merubah sebagian dari kami, merubah tubuh2 langsing menjadi sebesar gajah dan merubah cewek2 lincah seperti Eva menjadi sekalem orang sakit gigi.
Selamat datang usia tua,
Selamat datang penyakit.
Komentar
Posting Komentar