DIMANA RUMAHKU ?
Dear Diary,
Aneh tapi nyata jika aku sampai tak tahu dimana rumahku.
Oke, secara resmi aku tahu nama kelurahan sampai RT dan RWnya Dear Diary.
Tapi nyatanya daerah tempat tinggalku lebih dikenal dengan beragam nama lain.
Saat aku pakai alamat resmi, salah seorang tamu, mantan pacarku tepatnya, harus tersesat berkali kali padahal sudah kuberikan alamat lengkap secara detil.
Setiap aku harus turun bila sedang naik angkot, aku selalu ambil ancang2 dan bilang "bang nanti didepan di jembatan Blodes berhenti ya."
Supir angkot tetap saja melaju tak berhenti.
Saat aku protes dia bilang "itu sih tadi jembatan kuning namanya bu."
Dan ternyata sepanjang jalan dari ujung ke ujung itu namanya Blodes.
Oke, kuturuti.
Dear Diary.
Saat aku pergi lagi, kali ini kubilang "nanti saya diturunin di jembatan kuning ya bang."
Ternyata aku diturunkan di jembatan kuning, tapi bukan rumahku.
Aku tentu saja tidak mau turun karena itu bukan rumahku.
Akhirnya sepanjang jalan kupelototi mataku mencari2 jembatan kuning.
Total ada 6 jembatan kuning sebelum ada jembatan kuning familiar tempatku tinggal. Sopir angkot menceramahiku bahwa "ini sepanjang Jakarta Bogor jembatannya di cat kuning semua bu, karena dulu yg bangun Golkar."
Lha terus kenapa supir kemarin bilang jembatan rumahku namanya jembatan kuning?
"Kalau jembatan ibu namanya jembatan Koramil"
Wah beda lagi pikirku.
Dear Diary
Kali lain aku pergi, saat menjelang turun kembali aku bilang "nanti di jembatan Koramil berhenti ya pak".
Sampai dekat jembatanku angkot yang kutumpangi tetap melaju dengan cepat.
Aku panik buru2 teriak2 "stop didepan pak. Saya mau turun! Kan saya sudah bilang tadi, di jembatan Koramil saya turun.!" Agak marah aku komplain ke supir angkotnya.
"Lha ini sih bukan jembatan Koramil bu, ini jembatan kuning namanya. Mana ada disini Koramil bu."
Buru2 aku turun tak menjawab.
Sepanjang jalan aku berpikir, iya juga sih, memang betul disini tidak ada Koramil, baunyapun tidak ada.
Bahkan sampai radius 3 km tidak kutemui atau bahkan kudengar ada Koramil.
Kenapa supir angkot yg dulu bilang jembatanku namanya jembatan Koramil ya?
Sekarang supir angkot yang barusan malah bilang nama jembatan depan rumahku adalah jembatan kuning.
Itu kejadian 3 hari berturut turut.
Sampai sekarang aku masih bingung, rumahku ini ada dimana?
Apa nama daerahnya?
3 hari bingung tidak membuatku ingin bertanya ke tetangga sebelah.
Aku malu.
Biarlah supir angkot bilang apa aku tak peduli, kelak bila naik angkot akan kucolek sang sopir angkot dan memberi aba2 agar berhenti.
Daripada aku pusing memikirkan alamat rumahku.
Sudah terlalu banyak yg kupikirkan, dari mulai Jokowi sampai kong Marup Amin yang mulai suka bikin hoax.
Biarlah aku tak tahu alamat rumahku apa dan dimana.
Biar saja Dear Diary.
Komentar
Posting Komentar