GARA2 FB



Ibuku saat bergosip tadi memberi info bahwa saudara sepupuku cerai kr suaminya ketahuan pacaran di FB.
Seperti biasa ibu bercerita dg penuh gegap gempita seolah2 FB itu adalah biang keladi perselingkuhan.
Aku menjawab enteng " sudah biasa kali bu. Lha itu anak ibu lagi cari suami ke 8 melalui FB".
" Kok bisa ? Memangnya di FB ada biro jodohnya Da?"
Pelan2 kuceritakan cara kerja FB, bagaimana akun2 pengguna FB saling invite,  jual kelebihan diri melalui profil dan isinya serta bagaimana para penipu pura2 sebagai penjual bergentayangan di FB mencari mangsa.
" Kalau begitu adikmu bisa2 ditipu ya? Nanti dia dapat suami yg brondong lagi dong" kata ibu.
" Pasti ditipulah. Soalnya jarang orang2 di FB cantumin data asli. Dia pasang gambar  wajahnya dia puluhan tahun yll, saat masih seger. Photo dibelakang mobil orang biar disangka punya mobil."
" Tolong ajarin adikmu biar gak ketipu Da. Ajarin gimana  cara nge cek bahwa orang itu betul2 punya duit atau gak. Ibu kasihan lihatnya, sengsara terus, padahal adikmu kan cantik. Dia gak bisa bedain antara supir dengan pemiliknya."
Ibu memohon dengan memelas.
" Gimana Ida ngajarinnya bu? Itu sih naluri perempuan bu. Harusnya Wiwik punya naluri itu. Kl orang punya duit kan auranya beda. Biar dia berusaha sederhana juga tetap saja kelihatan. Ida kalau lihat orang kadang langsung bisa ngejumlahkan dari penampilannya bu. Bajunya seharga berapa ditambah celana panjangnya, ditambah jam tangannya, ditambah lagi kacamatanya. Itu dulu biasa Ida jalanin saat kerja jadi Ida jarang ketipu penampilan orang. Kan dulu banyak banget orang mau menipu ambil kredit pas Ida masih di Kredit. Ibu sajalah yg nasehatin Wiwik. Intinya sih gampang ngecek laki2 itu baik atau tidak. Kalau dia susah buka dompet buat bayarin kita itu berarti pelit. Kaya atau tidak, kalau pelit, sebaiknya dijauhi.
Kalau laki2 kebanyakan omong juga sebaiknya dijauhi, kr biasanya cuma pepesan kosong." Ujarku.
" Nanti kalau adikmu datang, ibu yang ngomong tapi kamu yang jelasin ya!" Perintah ibu dengan pasti.
Yahhhh....memangnya aku gak salah pilih bu?
Dua kali salah melangkah saat memilih suami apa itu bukan berarti salah pilih?
Batinku dalam hati.
Cuma siapa yang berani melawan perintah ibuku?

Aku ingat saat FBku dibajak.
Tiba2 FBku dipenuhi iklan jualan HP dan kamera serta bukti2 voucher pembayaran.
Aku sama sekali tidak bisa membuka FBku.
Saat aku bisa membuka FB kerusakan sudah terjadi, temanku itu, sesama insan BNI, tertipu rp. 15 juta untuk pembelian kamera.
Untungnya saat aku membeli baju muslim dan obat pelangsing untuk si tengah trànsaksinya baik2 saja.
Tahun 2013 yang lalu adik salah satu salesku dipelet dari jarak jauh katanya, lagi2 melalui FB.
Adiknya yg perawat memang masih gres wl sdh usia 25 tahun tp belum pernah menikah.
Wajahnya juga benar2 minimalis.
Al hasil melalui FB dia berpacaran dg polisi ganteng, lengkap telpon2an dan doa restu dr ibunda sang polisi, dan...melayanglah uang rp. 30 juta secara bertahap dg alasan utk suap pemindahan tugasnya agar bisa ditempatkan di Jakarta dan dekat dengan pujaan hati.
Aku tak tahu pelet melalui telpon itu ada atau tidak.
Yang kuyakin kr sang adik selalu diburu2 menikah,  sehingga dia terobsesi ingin segera menikah padahal wajahnya minimalis.

FB tak selamanya berakibat buruk.
Karena sering koment di status pengkritik Jokowi, aku mendapat kenalan baik.
Suatu siang dia datang dengan membawa se kilo mangga harum manis, ngobrol panjang dan berjam2 pun kami lalui sampai sore menjelang.
Sekarang dia malah kost dirumahku.
Ada juga teman FB dr Cirebon sana, tempat aku saat susah dulu mengadu berjam2, bercerita sambil menangis dan tertawa.
Mbak Gina Gayatri namanya.
Sumpah aku belum pernah ketemu tapi serasa sudah kenal dekat.
Banyak teman2 FB yang akhirnya sering curhat. Semua kutanggapi asal tidak berkaitan dg uang.
Aku selalu curiga dan sekaligus sedih bila hubunganku dinodai dengan uang, pinjam meminjam dan mohon bantuan.

Saat rumahku digandrungi setan, aku juga dibantu teman FB, Moms Dewi yang bahkan belum kukenal.
Dibantu sampai setannya tuntas pergi, dan akhirnya kamipun berteman.
Dulu saat si ganteng cucuku Handaru Anindya Wiryateja masih suka datang kerumah, dia sering sekali sakit, yah sakitnya bayi.
Aku dibantu melalui teman2 di group tanaman obat seperti bu Wahirni, dll.
Bertubi2 advis diberikan tentang obat2an untuk cucuku.
Yah....padahal kenal saja tidak.
Mau2nya mereka membantuku dan menyelamatkan nyawa cucuku.

Ada 1 kenalan FBku, namanya Nuke Karlitasari.
Pertama kali tertarik krn membaca cerita yang ditulisnya tentang kematian.
Aku lupa judulnya.
Wow keren juga tulisannya kupikir.
Aku sebagai pecinta tulisan memujinya, ya karena memang bagus tulisannya.
Sayangnya dia lebih banyak mencoret2 dan membuat lukisan.
Lukisannya bagus.
Setiap melihat lukisannya aku teringat almarhum si play boy mantan suamiku.
Dulu hampir setiap hari dia mengirimiku lukisan.
Berbunga2 rasanya.
Aku sebenarnya juga suka melukis, dulu.
Saat di SMP malah aku iseng pernah ikut lomba lukisan dan jadi juara 2.
Apakah lukisanku bagus sehingga aku juara?
Ohhh tidak.
Bukan itu.
Saat sedang perlombaan menjelang akhir, tiba2 kertas lukisanku yang sudah jadi dan masih basah jatuh kelantai karena tersenggol panitia.
Aku sedih dan marah melihat lukisanku tak berbentuk.
Karena kesal kutuang semua cat air yang tersisa, ku taruh ke kertas.
Kutempelkan telapak tanganku ke kertas itu sehingga lukisanku menampilkan telapak tanganku dengan back ground pemandangan sunset di pantai.
Sebulan kemudian saat diumumkan ternyata aku menjadi juara ke 2.
Saat penyerahan hadiah panitia menepuk2 pundakku sambil bilang "ini calon Affandi wanita".
Saat itu aku langsung yakin, bakatku bukan melukis, karena tidak mungkin semua lukisanku harus dijatuhkan ke lantai dan kuberi stempel telapak tanganku.
Satu hal lagi yang menyebabkan aku menyukai lukisan.
Entah dimana aku pernah membaca bahwa penikmat seni itu adalah genius sejati, yang bisa menghargai alam dan seisinya.
Itulah kenapa aku suka sekali lukisan.
Biar dianggap genius sejati sih, selain karena aku suka keindahan, merekam keindahan itu dan menyimpannya dalam bayangan.
Nuke bisa menangkap keindahan itu dan menuangkannya dalam lukisan.
Aku berharap dia kelak bisa menggelar pamerannya sendiri, membagi keindahan2 itu dalam ruangan2 rumah semua pecinta lukisan.

Tadi siang kiriman lukisan dari Nuke datang kerumahku.
Berbunga2 rasanya.
Rasanya almarhum datang mendampingiku menerima kiriman paket lukisan itu.
Mungkin hanya pikiranku saja kr deja vu dengan saat dulu.
Tapi yang jelas aku bahagia menerima lukisannya.
Sekaligus juga bingung tentunya, dimana tempat terindah untuknya?
Terima kasih Nuke.
Kita tidak pernah bertemu, tapi Nuke telah mau menyerahkan hasil karyanya untuk aku, padahal aku bukan siapa siapa.
Silaturahmi itu ternyata bisa indah walau hanya melalui FB tanpa pernah bertatap mata.
Terima kasih Nuke.
Teruslah berkarya, melukis dan menulis.
Terima kasih banyak...

Komentar

Postingan Populer