HATI2 DENGAN DOA DAN HARAPANMU
Dear Diary,
Sejak aku menjalani masa pensiun, silih berganti teman atau yang pernah kenal menawarkan kerja sama, meminta bantuan atau pinjam uang.
Mungkin dialam nyata tidak semuanya seperti itu, tapi pada kehidupanku nyatanya semuanya seperti itu.
Akibatnya jelas, aku menjadi parno berat apabila ada teman yang menanyakan nomor telponku.
Biasanya aku tidak akan pernah menjawab.
Dalam hati, sering aku bertanya; adakah yang memang teman sejati, tidak melulu tentang uang.
Dear Diary,
Sejak aku pensiun sudah ada 8 atau 9 orang yang bersikap seperti itu.
Ibu menasehatiku cara berdoa yang baik.
"Mungkin doa kamu salah Da. Cobalah berdoa agar kamu dilindungi dari orang2 yang jahat dan dholim."
Begitulah.
Setiap habis sholat tengah malam aku selalu berdoa, doa yang sama, "ya Tuhan jauhkanlah aku dari orang yang berniat jahat dan bersikap dholim."
Seperti film dalam gerak lambat saat kuingat kejadian2 setelah aku berdoa agar dijauhkan dari orang yg berniat jahat dan bersikap dholim.
Pertama, tiba2 saja karena hal yang sepele anakku si sulung meledak marah dan akupun tersakiti.
Tak ada yang bisa membayangkan sakitnya hati seorang ibu yg dimarahi anak lelakinya tersayang.
Kedua, saat tetangga baik hatiku tiba2 ketahuan ternyata berhati dua.
Ketiga, mantan adik ipar kesayanganku yang tetap akrab berhubungan denganku tiba2 terpergok mencuri barang dari rumah.
Setèlah itu mulailah berdatangan cerita tentang testimoni mantan adik iparku yang berbicara negatif dan jelek tentangku.
Kalau aku marah mendengar omongan2 minor mantan adik iparku itu karena aku merasa sudah cukup jelek, tanpa perlu dijelek2an lagi.
Mubazir sekali.
Keempat saat tanah belakang rumahku dipagar Antoni, pria tua renta stres yang berseteru dengan pemilik rumahku sebelumnya.
Ada rasa malas berbaik baik dengan mahluk satu itu.
Maka saat rumahmu ditembok, yo wis. Aku sudah tahu kok kalau akan ditembok.
Kelima saat anakku si tengah dan suaminya si penjahat kelamin bertengkar.
Aku ditunjuk jadi wasit pertengkaran mereka.
Masing2 mengeluarkan pembelaan.
Tanpa sadar menantu idolaku menceritakan kebohongan2 yg dilakukan si tengah anakku.
Terkuak semua kebohongan keduanya.
Aku sampai menangis seharian.
Sakitnya hati dibohongi anakku, anak kebanggaanku.
Anak yang terpintar, yang apapun rela kulakukan untuk dia.
Dear Diary,
Kadang aku bertanya lagi didalam hati, bila doaku tidak seperti itu, tidak meminta dijauhkan dari orang2 yang jahat dan dholim, akankah mereka2 masih akan tetap disampingku?
Hati2lah berdoa.
Karena doa adalah harapan.
Komentar
Posting Komentar