KETIKA DAMAI BERSENANDUNG
Dear Diary,
Sejak siang ayah dan ibu kulihat damai duduk berdua didepan TV menonton dari mulai film seri India sampai film Turki dan kembali ke film India lagi.
Hanya berhenti saat mereka sholat atau makan.
Sudah seharian kulihat mereka akur.
Ayah biasanya bertengger di kursi malas di teras, sayangnya teras sedang dibongkar, dan disinilah ayah mendekati sang Juliet, saling membuat jalan cerita sendiri.
Ayah membuat kelanjutan cerita versi sunda, sementara ibu lebih sesuai dengan keadaan, versi Turki.
"Itu kok Zaenab ngobrolnya diluar, kenapa gak disuruh masuk kedalam rumah saja suaminya, kan gak enak dilihat orang" ayah berkomentar menyamakan keadaan di Turki dengan keadaan dikampung Ciampea sana.
"Mungkin Zaenab masih kesal makanya gak disuruh masuk kerumah" ibu menjawab.
"Lagian kan masih cinta kenapa gak balikan lagi aja sih?" Kata ayah.
" Itukan hasutan mertuanya Zaenab menuduh dia selingkuh, padahal Zaenab sih baik." Ibu menjelaskan.
"Jadi orang tua kok suka ikut campur rumah tangga anak. Dalam Islam gak boleh tuh. Dosa." Ayah mencerocos.
Aku kebetulan lewat mau kedapur.
Iseng kuhampiri ayah dan ibu buat berkomentar "Nanti kalau ketemu sutradaranya Ida kasih tahu deh Yah. Gak boleh ikut campur urusan rumah tangga anak"
Dalam hati aku menahan tawa.
Bukannya selama ini ayah dan ibu ikut campur urusan rumah tangga anak2nya ?
Kecuali urusan rumah tanggaku.
"Ida kenal sama sutradaranya? Oh ini film Indonesia ya?.Pantesan pakai bahasa Indonesia. Bintang film sekarang banyak yang bule bule ya ternyata" kata ayah.
"Ini film Turki. Itu di dubbing namanya.
Lagian biar film Indonesia juga Ida gak bakal kenal sama sutradaranya, memangnya dia artis." Ibu sewot menjawab merasa kenikmatannya menonton film Elief terganggu.
Pastinya ditambah lirikan tajam khas ibu.
"Oh film Turki ya. Pantes yang main bule2 semua." Ayah menjawab dengan lugu.
Akupun berlalu buru2 kembali kekamar sebelum ibu marah.
Dear Diary,
Sampai status ini kutulis, ayah dan ibu masih menonton film Elief, masih saling mengajukan skenario baru film itu.
Damai melihat suasana itu.
Tapi kuduga hanya sejam dua jam lagi suasana damai ini bersenandung, sampai ayah tiba2 mengeluarkan kentut sambil duduk.
Mudah2an ayahku bisa mengerem rasa ingin kentutnya, agar ibu bisa lebih lama lagi berceloteh berdua.
Atau mudah2an ibu terserang pilek sehingga tidak bisa membaui kentut ayah.
Terserah yang mana ingin KAU kabulkan doaku Tuhan.
Biarkan damai bersenandung lebih lama lagi diantara mereka...
Komentar
Posting Komentar