MIMPI YANG TAK TERWUJUD

Dear Diary

Pagi ini, sambil menghembuskan asap rokok Surya 16, kebiasaan yang kulakukan sehabis makan jengkol atau pete, kulihat dengan rasa sedih, anak angkatku Dini berangkat sekolah dengan baju pramuka barunya.


Dear Diary

Sejak dulu, setiap anak2ku berangkat sekolah dengan memakai baju pramuka, selalu ada rasa sedih ini.

Tahun2 yang berlalu tak merubah perasaan sedih ini.


Dear Diary

Aku ingat, sejak SD sampai SMA aku tak pernah memiliki baju pramuka bahkan tak pernah ikut pramuka.

Untungnya dulu tidak diharuskan ikut pramuka.

Jadi betapapun kuingin ikut pramuka agar ada alasan memakai baju pramuka, orang tuaku tak pernah membelinya.

Toh tak wajib, begitu alasannya.

Rasanya bukan karena tak mau tapi karena tak mampu.

Baju seragam wajib saja kadang menunggu lungsuran dari suadara sepupuku.


Dear Diary

Kupikir nenek tiriku dari pihak bapak di Serang orang yang cukup berada, kakekku dulu mantri Ukur, rumahnya model.jaman Belanda, besar dan ounya banyak pohon.

Kucoba berbohong pada nenekku dan bilang bahwa aku wajib memakai baju pramuka.

Apa kata nenek tiriku?

"Jangan minta macam2. Kamu tinggal disini saja sudah untung aku mau menerima. Minta baju pramuka? Minta sana sama ibumu, suruh melonte sana buat beli baju pramuka!" Ujarnya dalam bahasa Serang sambil mendelik dan meludah kunyahan daun sirihnya.

Saat bapak datang menengokku, aku tanya bapak "pak lonte itu apa sih artinya. Katanya mbah putri ibu disuruh melonte biar Ida bisa beli baju pramuka."

"Hush jangan bilang lonte lagi! Itu artinya jelek

Gak sopan. Ida gak mau kan dibilang anak gak sopan?"

"Yahhh...jadi Ida gak bisa pakai baju pramuka pak?"

Aku lupa jawaban bapakku.

Yang kuingat sampai saat ini, itu adalah pertama kalinya kulihat bapak menangis.


Dear Diary

Setiap anakku memasuki tahun ajaran baru, selalu kuusahakan membeli seragam baru untuk anak2ku walau yang lama masih bagus, walaupun harus berdebat seharian dengan suamiku.

Selalu baju pramuka yang lebih dahulu kubeli.

Maka saat ada pergantian.warna baju pramuka dari coklat menjadi warna coklat campur warna beige, aku tergopoh2 mengantri di gedung kwartir pramuka di depan stasiun Gambir krn belum ada dipasaran.


Dear Diary

Menjadi anggota pramuka adalah mimpiku yang belum tercapai Dear Diary.

Gagah, memakai topi dan berpeluit.

Ops mungkin itu sebabnya aku menjadi penggemar topi.

Dulu kalau bapak melihat aku melamun saat melihat anak2 memakai baju pramuka, bapak selalu bilang " kalau Ida ingin dihormati dan dikagumi banyak orang, Ida harus rajin belajar. Percuma jadi anggota pramuka kalau malas dan bodoh, orang gak akan menghormati, malah akan meledeknya. Jadi Ida jangan malas buat belajar ya. Jangan sampai harus disuruh belajar karena itu nanti terpaksa belajarnya."

Selalu seperti itu nasehat bapak.

Puluhan tahun kemudian aku masih tetap hafal titik komanya.

Baju pramuka, bapak dan penghinaan terhadap kemiskinanku itu satu nada.

Maka sampai kapanpun aku selalu ingat itu.

Baju pramuka yang tak pernah kumiliki.






Komentar

Postingan Populer