PACAR PACAR ADIKKU


Dear Diary,
Sejak 29 desember 2015 adikku Wiwi menginap dirumahku bersama cucu dan suaminya menemani ibuku agar kerasan menginap dirumahku.
Ada ibu, ada adik2ku Bambang dan Susi serta Wiwi apalagi yang dibicarakan selain masa lalu kami?
Susi si bungsu diledek habis2an gara2 dia hanya punya 1 pacar yang kemudian menjadi suaminya, Yayat. 
Yang tak hadirpun menjadi bahan perbandingan, seperti Buyung yang selama ini dianggap buaya darat oleh aku dan adik2ku dibela habis2an oleh Bambang bahwa Buyung sebetulnya bukan play boy asli, hanya play boy abal2, dia hanya menerkam wanita yang mengejar2nya.
Tentu saja walau tak yakin kami agak setuju namun bimbang mengingat Bambang adalah rajanya play boy.
Shinta juga menjadi bahan ledekan karena dianggap sebagai istri solehah, kata lain dari istri yang takut suami, lahir batin.
Bambang tentu saja menjadi obyek yang paling enak diledek karena subyeknya ada didepan mata.
Bambang yang pacar2 masa remajanya cantik2 jelita, aku masih ingat pacar pertamanya adalah Clara  keponakan pacarku Oscar Nalle, cewek blasteran berwajah mirip artis Shirley Malinton.
Pacar2 lainnya juga masih kuingat jelas karena aku kerap memantau kehidupannya, maklumlah, Bambang adalah musuh besarku dulu.
Gara2 Bambang kuperoleh rasa malu dan putus dengan 2 orang pacarku.
Siapa yang tidak malu bila saat sedang makan di restoran Bambang tiba2 muncul pura2 menjadi tukang ngamen atau penjual koran?
Anehnya Bambang malah mendapat istri yang jauh dari cantik, beda agama pula, atas nama cinta.
Syukurlah istrinya yang sekarang sudah seiman dan berwajah mirip wanita, lumayan cantik menurutku.


Dear Diary,
Yang  tidak menjadi bulan2an cuma aku, mungkin karena aku pemilik rumah, jadi ada rasa ewuh pakewuh mungkin.
Akhirnya siapa lagi yang jadi bulan2an paling enak selain Wiwi?
Petualangan cintanya bisa dijadikan  buku serial berjilid sampai ratusan saking banyaknya.
Kami membahas pacar2nya satu persatu, dikuliti sampai Wiwi tak bisa bilang apa dan hanya berkomentar “ itu bohong pah,” ujarnya pada sang suami,Yudi,” mana mungkin Wiwi punya pacar sebanyak itu pah?”
Sang suami hanya diam agak shock kayaknya mengetahui sang istri adalah dewi cinta.
Bagaimana mungkin dia tidak percaya kalau yang buat testimoni adalah adik, kakak serta mertuanya?
Ibuku mengadu pada suaminya Wiwi “ itu Wiwi Yud, setiap pulang dari pasar pasti diikuti oleh laki2, langsung bertamu kerumah. Kalau ibu tanya “itu siapa sih pulang dari pasar kok malah bawa teman? Kan habis itu kita mau masak!”. Wiwi jawabnya “gak tahu bu, itu ngikutin Wiwi pulang, mobilnya ngikutin oplet Wiwi.”
Sekarang aku baru tahu kenapa setiap naik oplet, kendaraan jaman dulu sebelum ada mikrolet dan angkot, Wiwi selalu duduk dibelakang, dekat jendela.
Aku tak mau kalah ikut mengadu pada suaminya Wiwi “ tahu gak Yud, setiap mbak Ida disuruh belanja kepasar Cibinong pasti pulangnya diomelin ibu. Ibu bilang “kenapa kalau kamu yang kepasar beli cabe cuma dapat sedikit, beli bawang cuma dapat sedikit, kamu gak nawar sih, jadi orang sombong, malu buat nawar2. Kalau belanja harus nawar dong!”. Mbak ida paling  malas kalau disuruh ke pasar jadinya. Lha gimana Wiwi gak mau dapat cabe dan bawang banyak, tukang sayurnya si Didi naksir Wiwi. Pernah Didi datang bawa sekeranjang rambutan kalau pas musim rambutan, bawa duku kalau pas musim duku. Ternyata Didi itu anaknya tuan tanah di Citeureup, cuma dia pengen mandiri. Wiwi kalau beli apa2 pasti dapatnya banyak, penjualnya kayaknya kenal Wiwi semua, kalau gak percaya tanya saja sama ibu”.
“iya betul Yud, setiap ibu kepasar bareng Wiwi, banyak banget pedagang2 di pasar Cibinong yang negur Wiwi. Beda kalau kepasar sama Ida, dia sih cemberut melulu.” Kata ibu menimpali.
“Kalau gak salah mbak Wiwi punya pacar yang kalau datang suka rombongan naik motor trail, yang orang Padang, siapa namanya mbak?” tanya Bambang padaku.
“oh itu namanya Buyung, temannya teman mbak Ida, Eko, anak STM Pembangunan.”
“Bambang ingat banget Wiwi waktu pacaran sama Buyung, pandangannya sampai gak kedip2, kelihatan terpesona banget. Lidahnya juga sampai menjulur keluar.” Kata Bambang.
“Ah gak lah, masak Wiwi sampai begitunya sih”, Wiwi membela diri.
“Iya Wi, ngaku aja. Dulu kan waktu pacaran sama Buyung kamu sampai duduk dibawah saking gak ada kursi, sambil matanya memandang si Buyung terus”, kataku, “ itu yang buat ayah kesal, kamu melamun terus saking tergila2nya, makanya ayah gak setuju.”kataku.
“Tapi cita2nya Wiwi tercapai juga akhirnya”, kata ibuku.
“Cita2 apa bu?” sahut kami anak2nya hampir berbarengan.
“Cita2 kawin sama orang Padang. Akhirnya kan Wiwi sempat kawin sama orang Padang” ujar ibuku dengan kalem.
“Mbak Ida kalah sama Wiwi prestasinya. Wiwi pernah pacaran dengan aktor lho!” kata Bambang.
Aku kaget setengah mati. Wah ketinggalan berita tentang Wiwi nih.
“ Siapa Bang?” yang lain serentak bertanya. Rupanya bukan cuma aku yang ketinggalan berita.
“Itu bekas pacarnya mbak Wiwi, Ferdiany Ndaumanu, yang dipanggil Any itukan aktor. Dia main film tentang monyet, film Return of the planet Apes”, kata Bambang.
“Sialan lo, bekas pacar gue disamain monyet”, Wiwi ngomel.
“Iya juga sih Wi”,kata ibu “Any kan mirip banget sama aktornya, tapi yang jadi Ape- nya.”
“Yang paling ganteng pacarnya Wiwi yang namanya Darto Yud. Ganteng banget. Rambutnya di uwil2 berjambul, celana nya kekecilan. Wiwi sampai kabur bawa baju dibuntel taplak meja gara2 dilarang ayah pacaran dengan Darto.” Kataku.
“Pacar2nya mbak Wiwi yang aku ingat adalah Any, Darto, Buyung, Dedi, Junaidi, yang lainnya aku gak kenal.” Kata Bambang.
Sementara kami bercanda saling ledek, kulihat Yudi suaminya Wiwi termenung lesu.
Aku khawatir dia benar2 kaget mendengar testimoni saudara dan mertua istrinya.
Tapi Bambang meyakinkanku bahwa Yudi shock bukan karena itu. “Itu Yudi shock karena dipanggil Jarwo atau kadang2 Sujarwo terus oleh ayah, padahal namanya kan Yudi.”
Aku langsung mengerti.
Ayahku memang aneh, semua laki2 jawa dianggap bernama Jarwo, atau Jawa.
Untung saja ayah tidak memanggil suamiku Jarwo, bisa ilfill aku nama suamiku diganti2.
Rasanya aku perlu meminta maaf pada Yudi atau orang Jawa sedunia akan kebiasaan buruk ayahku.
Maafkan ayah Jarwo, eh Yudi.

Komentar

Postingan Populer