SUDAH SIAPKAH AKU ?

Dear Diary
Sejak seminggu yll aku tidur dlm keadaan rapi jali, maksudnya pakai BH kendor, wl menurut artikel kesehatan saat tidur dilarang mengenakan BH walau BH kendor sekalipun, aku pakai CD dan pakai baju. Seminggu sebelumnya saat tidur biasanya aku seperti penari striptease jadul, hanya pakai pakaian dalam, kadang pakai sarung butut, yah itu karena kamarku suka panas hawanya, sementara aku tak suka kipas angin apalagi AC.
Sejak seminggu yll aku berubah banyak, sejak kudengar kabar berita kematian dr teman2ku seangkatan dan seumuran.
Beberapa teman kr berstatus single sepertiku, saat meninggal baru ditemukan beberapa hari kemudian. Aku tidak bisa membayangkan apabila aku meninggal dan ditemukan dlm keadaan bersarung kumal ditempat tidurku oleh orang2.
Perlahan aku mulai membenahi pakaian tidurku.
Aku juga membiasakan mencabut kunci kamar setelah menguncinya agar dari luar bisa dibuka tanpa perlu mendobrak pintu.
Aku wanti2 berpesan pd pembantuku, bahwa bila sampai jam 8 pagi aku tidak bangun, agar segera mempergunakan kunci cadangan dan membuka pintu kamarku.
Pembantu baruku, Aas, dengan ketakutan bertanya "memang ibu umurnya berapa?"
" 55 tahun"
"Ahh masih lama bu. Mertua saya sdh 65 tahun masih hidup. Saya kesal banget bu."
Jiwa otoriterku langsung muncul kembali.
Aku bilang "ibu serius as. Pokoknya kl jam 8 ibu belum bangun berarti ibu sdh gak ada lagi kr ibu gak mungkin bangun siang. Hubungi telpon anak2 ibu, ini daftarnya nomor telponnya."
Sebelum pensiun cita2ku kelak akan ikut pengajian, belajar mengaji dan ikut bermacam2 kegiatan keagamaan.
Tapi baru kucoba mengadakan 2 x upacara selamatan, aku merasa tidak sreg.
Mungkin kr mereka hanya ibu rumah tangga atau aku yg merasa sok pegawai kantoran, mungkin kr.mereka kurang pendidikan atau aku yg merasa sok berpendidikan.
Aku tidak tahu.
Yg jelas saat aku lihat adegan sikut2an menyembunyikan takzil untuk dibawa pulang, aku langsung merasa, bukan teman seperti ini yg kumau. 
Belum lagi bila dikaitkan dg uang ini, uang itu dengan alasan untuk ini dan itu.
Krn sebagaimana pegawai yg tidak mau dicurangi dan berbuat curang, aku sdh survey sebelumnya kebeberapa org yg melakukan upacara yg sama berapa besarnya biaya termasuk rinciannya .
Saat itu aku cuma diam dan tersenyum saat dimintai uang macam2.
Aku berikan.
Tapi akibatnya lebih dahsyat secara psikologis untukku.
Aku kecewa berat.
Kandas sdh niatku ikut pengajian.
Saat kucari guru mengaji, yg kudapat adalah ibu2 nyinyir yg lebih banyak menggosipkan tetangga2 lain. 
Bukan ini yg kumau.
Kalau menggosip dan digosipkan sih aku sudah kenyang baik lahir maupun batin.
Aku ingin guru mengaji dan bukan orang yg suka berbasa basi apalagi bergosip.
Jadilah aku belajar mengaji dr pembantuku.
Yg kutakutkan hanya 1, pembantuku tidak berani memberitahu kesalahan ejaanku kl aku salah karena takut.
Sekarang, setiap selesai sholat dan berdoa, kutambah doa rutinku dengan "ijinkan aku meninggal dalam keadaan husnul khotimah Tuhan, apapun salahku dahulu.".............
Mimpiku saat ini hanya 1, membuat anak2ku mau mengerjakan sholat.
Aku tidak ingin anak2ku mengulangi kesalahan yg sama dari orang tuanya, tidak berpegang pada agama. 
Cuma mimpi memang.
Mudah2an saat anak2ku membaca statusku mereka mau mengabulkan mimpiku.
Amin ya robbalalamin...

Komentar

Postingan Populer