TERNYATA AKU PERNAH BISULAN


Dear Diary,
Ungkapan saudara bisa jadi musuh, orang lain bisa jadi saudara itu benar adanya.
Saat aku kost di daerah jakarta kota, tepatnya 5 menit dr ruangan kantorku, aku seringkali sakit masuk angin.
Maklum tidurku cuma beralaskan karpet karet dan tidak pernah pakai bantal sementara kipas angin slalu setia menyala setiap saat.
Bukannya tidak mau pakai kasur tp krn anjuran dokter syaraf dr RSPP, entah siapa namanya.
Saat aku terkena syaraf  kejepit sehingga tidak bisa menengok, selain harus therapi aku juga dianjurkan tidur dilantai, tanpa bantal.
Jadilah aku tiap minggu masuk angin, dikerok dan dipijit.

Dear Diary,
Pernah aku agak sakit agak parah, muntah2 sampai belasan kali selama sore  sampai malam, sampai subuh2 aku telpon Eva sang ibu kost minta diantar ke rumah sakit terdekat,  tapi krn tidak diangkat aku urung  telpon lagi.
Paginya sang ibu kost lengkap satu paket dg bapak kost datang.
Aku dipijit, dikerok, dikasih minum hangat, dll tindakan pertolongan pertama yg biasa dilakukan masyarakat indonesia.
Hampir  tiap hari aku dikirimi makanan saking takutnya  Eva kalau aku tidak makan.
Aku betul2 terharu dan merasa trenyuh.
Mereka yg bukan apa2ku sigap menolongku.
Anakku si Tengah  yg pd saat yg sama kukabari tidak terlihat kaget, mungkin krn seringnya aku sakit.
Anakku cuma nelpon "benar nih mam gak perlu diantar kedokter?" tanpa tanya aku sakit apa.
Sampai aku pindahpun keluarga ibu kost yg pertama menengokku.
Subhanallah, benar2 keluarga yg penolong.
Banyak mereka yg dekat denganku malah tidak punya hubungan darah.



Dear Diary,
Pernah saat aku sakit bisul tahun 2013 pas bulan puasa, selama 21 hari aku cuma bisa terbaring, untuk bangunpun susah dan tertatih  tatih, maklum bisul sialan itu tepat ada di selangkangan dan pahaku,  sehingga aku tidak bisa duduk, bukannya tidak mau duduk.
Adik2ku?
Tak ada yg datang, padahal sebagian gajiku dulu untuk menyekolahkan mereka.
Anak2ku?
Mereka cuma  bilang "jangan vulgar knapa mam, ditutupi dong mam pahanya. Serem lihatnya."
Kenapa harus kututupi kalau bisulku terasa panas, lagipulankan memang tempatnya disitu?
Ingin rasanya aku menjerit2 memberitahu anakku.
Ramadhan itu selama 21 hari aku seperti tak berdaya, hanya terlentang sambil berdoa agar bisulku segera meletus semua.
Satu2nya orang yg mau dan tidak jijik mengurusiku cuma adik iparku, Tiamah.
Tiap pagi, siang dan sore luka2ku, bisulku dibersihkan dan diolesi salep dan dipakaikan popok kain.
Entah brapa model salep yg kucoba, mulai dr salep hitam, kuning entah apalagi.
Diantar anakku aku paksakan berobat ke RSPP.
Jangan heran, RSPP Kebayoran rumah sakit favouritku memang kalau aku sakit selain Pavilyun Kartika di RSPAD.
Dengan gaya berjalan seperti koboy mau duel dg penjahat, dengan rasa malu yg sudah tidak ada, aku berobat ke dokter kulit dan kelamin.
Aku duduk sangat jauh dr ruang tunggu saking malunya berobat di dokter kulit dan kelamin.
Cukup sekali berobat, 3 hari kemudian bisulku meletus semua dan...sembuh.
Memang paha mulusku jadi penuh bukti bahwa disitu pernah ada bisul2, tapi aku puas.
Paling hanya beberapa bulan, nanti juga hilanh sendiri pikirku.
Tak akan kuulangi pakai obat tradisional kl memang aku bisa pergi ke rumah sakit.
Tidak perlu berhemat2 kalau urusannya terkait dg bisul.
Tak akan pernah aku lupa jasa si pengoles bisulku, Tiamah.
Makanya, dalam keadaan berseberangan dg siapapun aku rela ada disampingnya selama dia berjalan dijalan yg benar.
Aku khawatir bisulku akan kambuh lagi krn kegemaranku makan telor dg segala macam model masakan asal mengandung telor, telor dan telor.
Kalau tak ada dia, tak akan ada yg bisa dan mau jadi pengoles bisulku.
Karena bisul kutemukan orang yg bisa kujadikan lebih dari saudara.
Karena masuk angin kutemukan sekeluarga baik hati yg rela dan siap menolongku.
Siapa bilang keluarga diatas segalanya?
Buatku tidak.
Saat kita bahagia dan senang, semua bisa menjadi saudara.
Tapi hanya pada saat kita sakit dan menderita disitulah arti saudara dan sahabat akan teruji.
Bagiku, keluargaku adalah mereka yg telah menolongku melalui kesulitan hidup ini, walau dia tidak berhubungan darah sekalipun....
Setuju kan Dear Diary ?

Komentar

Postingan Populer