CUCUKU DATANG LAGI....




Dear Diary,
Semalam jam  11.30 cucuku datang diantar ayah ibunya.
Anakku datang dengan canggung dan wajah takut sementara si play boy suaminya biasa2 saja.
Mereka bawa sekotak durian Monthong dari Thailand.
Aku yang terkantuk2 menunggu sejak dikabari perubahan datangnya jam 5.50 sore, menjerit histeris melihat cucuku datang memakai piyama.
" Ya Allah cucu granny datang..." teriakku.
Dan sambutan hangat cucuku adalah teriakan melengking ketakutan.
Aku lupa kalau rambutku awut2an beruban dengan mata merah, ya namanya juga orang habis bangun tidur.
Mungkin dia pikir aku sejenis hantu penggoda anak kecil.
Setiap kudekati dia menangis sekeras2nya, padahal sudah kurapihkan rambut dengan jepit rambut pink milik si bungsu, kulebarkan bibirku 5 cm kekanan dan 5 cm kekiri sambil tersenyum manis.
Rasanya kalau dulu aku senyum selebar itu cowok2 pasti tergiur tapi kenapa bocah kecil ini malah makin kencang tangisnya ya?
Aku menyerah mencoba menggendongnya, telingaku berdenging dan kepalaku pusing 7 keliling mendengar suara anak menangis walau itu cucuku.
Aku memang bukan mahluk penyuka anak kecil.
Cucuku herannya malah mau digendong Dini padahal Dini kan juga rambutnya awut2an dan matanya merah mengantuk.
Kampret banget.
Ternyata cucuku masih seperti dulu, masih berbakat play boy.
Sakit hatinya lagi saat melihat dia, sambil digendong Dini ditunjukkan photo2 besar saat aku wisuda berkebaya, dia malah melengos sambil bilang ah uh ah uh menolak.
Tapi saat melihat photo si bungsu dia malah tertawa cekikikan.
Benar2 play boy kecil ini menuruni sikap bapaknya.
Sejak kecil dia hanya mau digendong oleh cewek2 cantik saja.
Dulu dia mau digendong olehku hanya saat aku sudah berdandan minimal pakai lipstick.
Dia dulu bahkan menjerit2 histeris saat ditegur tetangga sebelah rumahku, bu Juned, sampai bu Juned yang tahu keanehan cucuku mundur kemalu2an sambil bilang " Daru gak suka saya kali ya bu haji, saya kan jelek. Dia maunya hanya dengan yang cantik2 saja."
Memang benar.
Dulu kalau diajak belanja ke mall dia bahkan syka menghilang mengikuti SPG yang cantik, aku ulangi : hanya yang cantik.
Aku masuk kamar dengan sedih, makan durian sambil menenangkan hatiku.
" Dulu granny juga pernah cantik cucuku..." dengusku dalam hati sambil menyuap durian banyak2.
Akhirnya jam 2 malam cucuku baru tertidur  sambil menonton Upin Ipin di Youtube.

Dear  Diary, sambil menunggu Dini membersihkan mainan Daru untuk dirakit kembali, aku mandikan dia.
Byurrr...tubuhku basah kuyup disiram air.
Untung Tuhan memberiku banyak kesabaran karena sudah lama tidak  bertemu.
Untungnya lagi aku sejak dulu memang suka teralihkan perhatiannya bila melihat wajah ganteng.
Ya sudahlah.
Sambil menggigil kumandikan dia buru2,  lalu setelah  beres kuserahkan finishingnya ke Dini.
Selesai mandi kulihat cucuku sedang nonton Upin Ipin sambil makan kue.

Dear Diary,
Cucu itu belahan jiwa ternyata betul.
Aku sudah pasrah bila ternyata cucuku mencabuti tanamanku, padahal kalau anak2ku pasti sudah kujewer kupingnya.
Syukur alhamdulilah, kenakalan cucuku hanya seujung kuku kenakalan anak2ku.
Aku masih bisa menerima hukuman ini rasanya.
Menatap matanya yang besar berbinar2 dan ucapan2nya yang tidak jelas rasanya benar2 anugerah untukku.
" Makkkk...makkkk....!" tiba2 cucuku memanggilku dengan nada Upin Ipin sambil menggoyang2kan pahaku.
Whatttttt?
Apa ?
Aku dipanggil emak?
Rasanya perih banget, dipanggil mbah atau nenek saja aku gak mau kok malahan dia memanggilku emak?
Kalau tidak memandang ada Dini disitu rasanya ingin teriak2 "panggil granny...panggil granny jangan emak ya! Selama disini kamu gak  oleh lihat Upin Ipin ya, haram hukumnya, granny gak suka Malaysia karena disana mas Jati kuliah gak lulus2."
Tapi karena ada Dini akhirnya aku mengucapkannya dengan penuh kelembutan.
" Emak apaan sih  Daru? Memangnya granny emak2 ? "
Sehabis itu akupun pergi kekamar, menunggu cucuku mengantuk dan tidur disisiku.
Niatku bermain dengan cucuku gagal total karena dipanggil emak.
Jangan panggil aku emak.....
Panggil saja granny.

Komentar

Postingan Populer