MENCARI ALASAN
Dear Diary,
Dulu saat masih banyak berkutat dibidang hukum, dari pengalaman memeriksa banyak orang, aku mempelajari banyak alasan2.
Banyak alasan asal bunyi, tp juga banyak alasan yg memang pelaksanaannya sudah berdasarkan peraturan yg ada.
Saat sudah berpindah tempat akupun mempunyai keahlian membuat alasan, kata sopan untuk " berbohong" pd atasan.
Contohnya, dikantorku haram hukumnya tidak masuk pada hari jumat atau senin
Saat kita melakukannya, cap sebagai "pegawai malas" pasti diberikan kepada kita.
Apalagi seandainya ada "hari kejepit nasional", dan kita tidak masuk kerja, wuiihhh, atasan pasti mencak2.
Aku sering tidak masuk hari senin, atau jumat, atau pd saat hari2 kejepit nasional.
Tapi aku tidak pernah di cap sebagai si pemalas kr biasanya 2 hari sebelumnya aku sudah pura2 minta obat pusing atau demam ke teman atau atasanku.
Selama 2 hari aku (pura2) minum obat secara atraktif didepan teman2.
Jadi saat hari H aku tidak masuk, mereka langsung percaya aku sakit.
" Oh bu Rita sakit, dia memang sudah beberapa hari sakit."
Dirumah juga seandainya aku malas memasak atau pergi ke acara keluarga suami, maka 2 hari sebelumnya aku (pura2) sakit bahkan sampai menempel koyo salon pas didahi dengan wajah kuyu.
Ddar Diary,
Saat alih tugas sebagai pemasar, sebagai pemasar yang baik aku lebih banyak belajar dr pengalaman untuk memberikan alasan yg baik.
Sayangnya bosku di unit pemasaran spt bu Sylvia Musfrianti atau bu Ema Syafia Himawati, sdh sangat mumpuni dibidang membuat alasan, sehingga alasan yg aku buat selalu tidak dipercaya.
Tapi akibat kebawahnya pun lebih sakti.
Aku tidak mempan dibohongi.
Aku jd banyak belajar tentang bohong membohong, tipu menipu, memalsukan data ya diunit kredit ini sebenarnya.
Kadang walau merasa bisa mendeteksi kebohongan, aku malah tertipu salesku sendiri.
Dari kantor serius menjual produk kantor, diluaran mereka malah menipu dan meminta uang kpd calon debitur.
Akhirnya sbg garda depan menghadapi debitur akulah yg dimaki2 dan diancam akan dilaporkan ke polisi.
Untungnya cuma melalui telpon.
Saat didatangi sang debiturnya, akhirnya malah silaturahmi dg debitur yg terjalin, tentunya aku harus berkorban dengan membawa buah tangan dr kantong sendiri.
Walau dlm hati sering menggerundel "silaturahmi dengkulmu!", bibir tebalku selalu tersenyum menghadapi debitur atau calon debitur.
Debitur adalah raja betapapun kampretnya dia, itu prinsipku.
Dear Diary,
Makin canggih ilmu berbohongku, makin tidak terdeteksi upayaku berbohong lho.
Saat aku "didekati" pak RT ku di Sentul aku malah sampai membawa sahabat cowokku yg berpenampilan gagah perkasa dan hobby nyeleneh, maksudku dia sebenarnya gay.
Dengan imbalan makan seporsi sate ayam kiloan di resto PSK Sentul, dia berperan sbg teman dekat dan "menitipkan" aku ke pak RT karena harus sering pergi keluar kota.
Kami tertawa terbahak2 mentertawakan kepintaran kami berbohong dan menipu pak RT, sahabatku tertawa sambil makan sate dan mengedipkan mata setiap melihat pengunjung cowok, sementara aku sambil memakai masker tebal kr tidak tahan bau daging disekitar situ dan hanya bisa memandangi sahabatku makan krn tidak doyan.
Yah sahabatku kebetulan penyuka sesamanya, itulah kenapa dia tidak pernah bernafsu melihatku dalam keadaan apapun.
Jangan2 dia malah membayangkan aku memiliki penis ya?
Dear Diary,
Dulu saat di kelompok GSN, almarhum bos ku pak Agus Kusbrijantono, selalu berujar dengan penuh kagum dan muak " rit, lo gak ada matinye kl kasih alasan. Dasar tukang ngibul."
Itu krn almarhum pak Agus memergoki beberapa kali teman2 wanita dikantor meminta saran bagaimana cara membohongi suami dg elegan dan berkelas.
Teman2 wanitaku tahu bahwa aku memang berhasil membohongi suami2ku dengan sukses.
Bagi almarhum pak Agus Kusbrijantono, walau sering dimarahi, tetap saja aku dimatanya selalu jd pegawai yg rajin, kr memang aku tidak pernah tidak masuk kantor, tidak pernah terlambat datang, dan sering lembur.
Yah....kecuali kl ada keperluan mendesak sekali.
Tidak pernah sekalipun aku beralasan "sedang di print" kl ditanyakan laporan.
Alasan itu tidak akan mempan terhadap pak Agus karena dia akan langsung menongkrongi aku didepan mesin printer.
Aku sering mentertawakan kebodohan teman2 yg selalu memberi alasan yg sama dan tidak bervariasi kepada atasan yaitu " sedang di print " padahal seharusnya bilang saja belum buat Laporan atau Nota Internnya.
Kl belum selesai ya katakan saja belum.
Jujurlah.
Dan berbohonglah semeyakinkan mungkin apabila diperlukan.
Perlakuanku terhadap pak Agus memang berbeda, karena rasanya bos ku itu sebagai pengibul alami mempunyai radar alami mendeteksi kebohongan.
Jadi yah untuk sesaat aku insaf dan tidak pernah berbohong saat dibawah pak Agus.
Dear Diary,
Aku sering berkhayal, seandainya saja aku ditarik kedalam "tim khusus pembuat alasan" di pemerintahan saat ini, maka pemerintahan jokowi pasti tidak akan dilecehkan masyarakat luas.
Aku tak akan pernah beralasan dolar naik kr ada ketegangan antara korea selatan dan korea utara, Yunani bahkan Itali.
Aku juga tak akan pernah beralasan "peternak sapi banyak yg pulang kampung dan belum balik lagi sehingga harga daging naik".
Harga telor ayam naik kr pekerjanya cuti panjang dan ayam tidak produktif.
Bahkan menteri Pertanian beralasan harga telur naik karena banyak yang hajatan dan terakhir malah menyalahkan Piala Dunia 2018.
Aku tak akan beralasan spt itu apalagi seperti alasan mantan Menteri ekonominya Brojolnegoro itu " kami sudah berusaha, hasilnya kita serahkan saja pada Tuhan".
Wuihh, itu bukan alasan yg baik dg membawa2 nama Tuhan dlm pekerjaan yg gagal kita laksanakan.
Manusia berencana, Tuhan yg menentukan memang.
Tapi rencana dan usaha spt apa yg kita lakukan?
Sayang rasanya kl keahlianku membuat2 alasan menjadi tidak berguna....
Seandainya Jokowi mengenalku, pemerintahannya pasti bisa mengibuli rakyat dengan elegan...
Seandainya saja...
Komentar
Posting Komentar