KISAH ANTARA AKU DAN SUPIR ANGKOT
Dear Diary
Semasa menjadi pegawai bank di Matraman sementara rumahku saat itu di Beji Timur Depok membuatku harus 2 kali berganti kendaraan, dari Depok ke Pasar Minggu dan dari Pasar Minggu ke Matraman menggunakan mikrolet.
Saking seringnya naik mikrolet aku jadi hafal mikrolet mana yg ugal2an dan yg jalannya terlalu lambat. Saat itu aku masih berdarah muda, masih pengantin baru yg ingin buru2 pulang kerumah sehingga selalu kupilih mikrolet yg hobby mengebut.
Dengan alasan kenyamanan dan ingin cepat sampai, aku selalu duduk dikursi depan, disebelah supir.
Saat pulang seperti biasa supir mikrolet mengebut, salip sana sini.
Saat mikroletku mendahului ternyata dari arah depan ada kendaraan yg berlawanan arah yang memang berada dijalurnya.
Sang supir membuang setir kearah kanan, tidak bisa kearah kiri kr sdh ada kendaraan, sialnya mobil yg berlawanan itupun membuang setir kekiri.
Untung mikrolet kurang ajar dan mobil itu punya rem yg pakem.
Masing2 saling berhenti berhadapan dg jarak hanya sejengkal.
Aku benar2 ketakutan.
Kupikir, matilah aku dg tidak keren diatas mikrolet butut, sambil kucengkeram kursi.
Kupikir hanya kursi, ternyata yg kucengkeram paha dekat anunya sang supir.
Maaf bukan aku genit, itu reflek saja mencari pegangan.
Penumpang2 lain pada ribut " ayo pir jalan. Gak usah ngebut lagilah".
Sang supir sambil gemetaran, kulihat dia juga shock kr hampir tabrakan, dia bilang "sudah mbak, sudah aman sekarang. Tolong lepaskan tangan mbak, anu saya sakit soalnya".
Saat kulihat memang aku masih mencengkeram paha eh anunya.
Saat itu penumpang2 lain ikut2an komentar "iya mbak tolong lepasin anunya pak supir mbak.." bahkan ada yg sambil ketawa2.
Aku betul2 malu.
Akhirnya di halte depan aku turun walau perjalanan baru setengahnya.
Dear Diary
Suatu kali pernah aku naik mikrolet Matraman - Pasar Minggu, yg juga kukenali sebagai mikrolet yg cepat sampai kr ngebut.
Saat diperjalanan kursi depan dijejali 2 orang, jadilah aku berhimpit2an duduk.
Setiap supir pegang tongkat perseneling yg tepat dibawah pahaku yg masih gemar rok mini, tangan sang supir tidak sengaja kena pahaku.
Aku pun buru2 turun.
Aku tidak rela pahaku kena sentuh supir angkot walaupun tidak sengaja.
Dear Diary
Puluhan tahun kemudian, akhir2 ini sejak pensiun dan pindah rumah dan tidak ada yg mengantarku, aku kembali sering naik angkot kr didaerah rumahku tidak ada taxi.
Aku masih suka duduk dikursi depan kr kakiku susah untuk naik step angkot bila dikursi belakang.
Sekarang supir angkot memanggilku " bu " dan bukannya "mbak" atau "neng" lagi.
Diusia tuaku, supir2 angkot yg kunaiki selalu bersikap sopan.
Aku juga tidak pernah lagi bayar sesuai tarip kr kupikir uang seribu dua ribu lebih berarti buat supir angkot daripada buatku.
Tapi itupun dengan catatan: supir angkotnya tidak merokok atau bau ketiak.
Kalau supir angkotnya merokok apalagi ditambah bau ketiak, uang kembalian 500 rupiahpun kutunggu kehadirannya.
Puluhan tahun menggunakan transportasi umum, aku seringkali berbincang dengan supir angkot tentang BBM.
Satu yg kutahu pasti, keadaan makin buruk.
Buruk seburuk2nya.
Kadang seharian bekerja hanya bawa uang rp. 20 ribu atau malah kosong bila kena razia polisi.
Kasihan mereka.
Mereka yg paling kena dampak kenaikan BBM.
Kalau sudah begini, walau disuarakan melalui media sosial, adakah yg percaya kalau rakyat hidup susah? Bukankah mantan wapres Jusuf Kalla yg dulu kupikir sangat agamis malah pernah bilang " seharusnya rakyat harus merasa beruntung, masih bisa makan."
Wapres uzur itu tanpa empati tega2nya bilang seperti itu ?!
Kupikir bisakah supir2 angkot itu merasa beruntung masih bisa makan?
Bukankah kebutuhan hidup bukan cuma makan?
Kasihan mereka....
Kasihan aku juga...
Mantan wapres paling pendiam sedunia dan akherat, Maruf Amin bahkan menganjurkan kita cukup makan 2 buah pisang saja.
Sekarang wapresnya tidak uzur memang tapi sama sama tidak berbobot pemikirannya.
Lucu tapi nyata. Saat pencitraan dia potong tebu saat panen tebu. Tebu susah terpotong kr caranya memegang arit.
Lain lagi saat dia pencitraan menanam singkong.
Itu batang singkong yang mau ditanam direbahkan bukannya diberdirikan. Memangnya mau ML dia rebahan?
Ya ampun aku ngelantur Dear Diary.
Sebenarnya aku kan lagi mau curhat tentang supir angkot, kenapa jadi bahas wapres wapres negeri Konoha yang sangat tidak berbobot ini.
Yo wis aku tidak jadi curhatlah.
Komentar
Posting Komentar