ADI PRIAMBODO, DURJANA BAIK HATI DAN TIDAK SOMBONG   

Namanya Adi Priambodo, arti namanya sebenarnya adalah : laki2 tampan yang setia dan pandai.
Saat pertama kali bertemu dengannya, saat pertama kali ikut rapat diruang pemimpinku, bu Emma.
Dia memperkenalkan dirinya “nama saya Adi Priyambodo mbak Rita, pria durjana dan baik hati.”
Aku ingin tertawa sampai guling2, sayangnya rapat sudah dimulai.
Diomeli, pastinya omelan gaya bu Emma kan halus banget, gak terasa sakitnya, Adi kulihat selalu ngeles.
Diomeli si patih Gajah Mada dengan omelan yang menusuk jantung, kulihat Adi senyum2 saja.
Wah tahan banting banget nih orang, pikirku.
Suasana rapat tak akan semarak tanpa kehadiran pria durjana ini.
Yang selalu menjadi bahan bullyan tentu saja Adi, entah dengan harem2nya atau tentang pencapaiannya yang tidak terlalu menggembirakan seperti pencapaian Hendri dan Yasa.
Kalau ada laki2 yang bisa memikat wanita dengan wajah biasa2, maaf, tidak ganteng, dengan perut buncit dan kaca mata gelapnya, maka laki2 itu pasti adalah Adi Priambodo.
Ya, jujur saja, semua wanita pasti akan kepincut kata2 manisnya, tapi bukan aku tentunya.
Sasaran Adi pastinya wanita muda, cantik dan menggiurkan.
Tapi namanya juga Adi, kalau dalam keadaan terpaksa biasanya pesonanya juga ditebarkan ke segala penjuru.
Dengar saja cerita temanku Pratiwi  tentang Adi.
“ Mas Adi itu orangnya baik banget lho bu. Dia perhatian, walaupun bos dia selalu menegur duluan tanpa memandang jabatannya apa, kalimat2nya juga sopan dan lucu banget orangnya. Kalau di BNI semua orang seperti mas Adi pasti BNI makin jaya bu. “
Walaupun aku bingung apa hubungannya baik hati dan BNI makin jaya, aku mengangguk angguk setuju membenarkan.
Itu kata Pratiwi, yang tidak masuk kriteria wanita yang perlu ditaklukan olehnya.
Setiap hari selalu ada sales2 cantik yang mengiringinya, sales2 dibawah Adi kalau wanita cantik kalau pria ganteng.
Itu ciri khasnya dalam memilih sales.
Pernah ada salesnya yang mantan putri Bekasi, dan entah mantan putri apalagi aku lupa.
Bahkan Yasa yang sekalem itupun saat melihat sales2 cantiknya Adi kulihat jakunnya suka naik turun menelan ludah, menahan nafas.
Duluuuuu sekali sih cuma ada 1 sales cantik yang selalu mengiringinya.
Namanya...ah sudahlah, panggil saja dia Mawar.
Mawar selalu mengikuti kemanapun Adi pergi, bila ada sales2 wanita lain yang dekat, matanya yang bulat indah akan makin bulat, dengan kedua bola mata hitamnya ada ditengah2.
Sangat posesif mempertahankan posisi disebelah pria durjana ini.
Kebetulan aku cukup dekat dengan si Mawar karena ia pernah menjadi salesku.
Kunasehati, kuperingatkan, dan kubujuk si Mawar agar menjauh dari Adi.
Tapi dia tak bergeming, benar2 kagum dan mengharu biru sikapnya.
Benar2 sales loyal dengan atasan entah apapun maunya.
Capek menasehati dan tidak digubris, akhirnya aku membutakan diri melihatnya.
Aku juga menjauh darinya.
Betapapun Adi tahu jeleknya sikapku terhadap sales yang menggila2inya, Adi tetap baik padaku.
Baik tak bercela.
Menurutku sih tanpa pura2, karena dia memang baik apa adanya.
Begitulah Adi.
Sebelum Mawar ada sales lain, putih tinggi dan agak cuek sikapnya, namanya Riama.
Saat pertama kali mendengar Riama memanggil Adi bosnya, saat itu ada acara makan didepan ruanganku, aku sampai tersedak makanan mendengar cara Riama memanggil Adi "Nyet ".
Sedekat2nya sang bos dengan anak buah, aku sih emoh dipanggil seperti itu, tetap saja ada batasnya.
Gosip yang beredar katanya Riama kesal posisinya sebagai pengawal Adi tergeser oleh si Mawar.
Aku kaget setengah mati, ternyata Adi menjadi rebutan diantara salesnya.
Oh My God.
Adi ?
Aku bingung tak habis pikir.

Satu2nya Area Sales Manager yang bersikap merendah dan seperti supir mungkin cuma Adi.
Supir Adi, namanya David Gunare, dari namanya saja kelihatan lebih keren, apalagi penampilannya.
Kalau mereka jalan berdua, orang2 pasti akan menyangka David lah sang bos, dan bukannya Adi.
Mungkin itu sebabnya David lebih banyak diruangan bersandal jepit wara wiri dilantai 4 sementara Adi  pergi kemana kemana membawa mobil dinasnya sendiri tanpa disupiri.
Sebaik baiknya Adi pasti sakit hati jugalah kalau dia yang disangka supir dan david yang menjadi bosnya.
Kalau kebetulan mobil dinasku dipakai sales2ku, biasanya aku nebeng mobil Adi kalau kebetulan menuju kearah yang sama sambil menutup mata dan telinga.
Aku mengamini dalam hati bahwa sikap sales yang baik yang seperti Adi itulah, selalu tersenyum, selalu memuji betapapun kumalnya sang wanita, dan selalu bersikap gentleman, sikap yang langka.
Aku yakin di seluruh BNI hanya ada 2 pria yang mempunyai sikap gentleman dan melindungi terhadap wanita.
Adi dan Fri Parda mantan analisku dulu.
Saat pergi dengan Prada, aku biasa memanggilnya Prada karena selalu ingat suatu merk, dia membukakan pintu mobil, membayar tagihan, kalau itu sih aku gak mau, masak aku dibayari anak buah, tapi memang sikapnya selalu santun dan melindungi, tidak dibuat buat.
Kulihat sikap Prada seperti itu bukan karena aku atasannya, tapi terhadap teman2 wanitanya dia juga selalu seperti itu, santun dan melindungi.
Pernah Kantor Besar mengadakan acara di resto mana aku lupa, karena sayang mobil dinasku menganggur, aku nebeng Adi.
Ya dia konsekwen, mengembalikanku kekantor dalam keadaan utuh, padahal rutenya berputar putar.
Kini aku berpikir, atau itu memang cara Adi agar bisa pulang malam ?
Wallahualam deh.
Alhamdulilah, teman2ku ASM lain tidak ada yang mau repot2 menawariku tebengan, jadi bagaimana aku jadi tidak teringat kebaikan pria durjana itu sampai kini?
Bu Emma beruntung sekali mempunyai pria durjana itu sebagai anak buah.
Saat kami satu2 ditanya sang patih Gajah Mada tentang kegiatan bu Emma, tentunya dengan tendensi negatif yang dimaksud si patih kesasar itu untuk mendiskreditkan bu emma, Adi membelanya dengan wajah lugu.
Semua anak buah bu Emma memang tidak ada yang berkata negatif walau dipancing2, ngapain juga jelek2in orang baik pada orang jahat, tapi Adi yang bersuara cukup lantang membela.
Aku ingat Hendry saat itu tidak hadir, kalau gak salah karena anaknya sedang masuk RS.
Kalau aku dan yang lainnya paling cuma bilang “ ah enggak kok, enggak seperti itu..”.
Saat Adi keluar ruangan, kebetulan aku keluar belakangan, kulihat mata sang patih Gajah Mada seperti mencuat keluar mengikuti gerakan Adi.
Ada rasa benci kulihat disana.
Ya, Adi dan aku memang bukan anak buah kesukaan sang patih sesat itu.
Selalu ada yang bisa dicela sebagus apapun prestasi kami berdua.

Kembali ke Adi Priambodo.
Jaman sebelum batu akik membooming, Adi sudah mempunyai ciri khas.
Kalau mau dipanggil rapat bu Emma, dia selalu pakai cincin bermata hijau, kalau mau dipanggil rapat patih Gajah mada dia pakai cincin bermata merah.
Duduknya selalu memilih ditempat strategis, kadang suka rebutan denganku.
Kalau rapat dengan sang Patih aku dan Adi lebih suka duduk dg posisi back ground, hanya sebagai latar belakang, maksudnya dibelakang sekali.
Kalau pertimbanganku sih untuk apa dekat2, sudah dimarahi, kena cipraan ludahnya juga kalau dia lagi bicara.
Entah apakah pertimbangan Adi juga sama.
Yang jelas menurutku, pakai cincin merah atau tidak, dia tetap dipersalahkan sang patih.
“ Mbak rita duduknya pindah sebelah sini mbak. “ biasanya Adi menyuruhku tukar2an posisi duduk sebelum rapat diruangan si bos dimulai.
Sebagai pengeyel sejati tentu saja aku tidak mau pindah karena aku menebak itu tempat strategis Adi duduk sambil memandang kaki bu Emma yang suka bergerak2 dengan betis yang agak tersingkap.
Walau cuaca agak gelap Adi selalu mengenakan kaca matanya yang agak gelap.
Pertama melihanya sih aneh juga, aku bahkan sempat menduga dia matanya pasti juling seperti Dedi Dores yang selalu berkaca mata hitam siang dan malam.
Tapi saat kulihat dia sholat, kesempatan langka dan satu2nya yang tak pernah terulang kembali, kulihat matanya normal.
Berarti satu2nya alasan Adi senang berkaca mata gelap karena dengan memakai kacamata gelap dia akan leluasa melirik cewek kesana kemari, entah melirik keatas atau kebawah.
Kalau acaranya cuma jalan dengan sales2nya, dia selalu memakai cincin kecubung putih.
Kalau sales2 wanitaku selalu bilang “ mas Adi ganteng dan baik ya bu...” sambil dengan mulut menganga memandangi Adi yang kerap suka iseng datang keruanganku.
Kadang aku ingin ketawa ngakak, kadang ingin ngomel dan mencipratkan air kemuka sales2ku agar sadar, tapi aku tak tega melihat sinar penuh damba dimata salesku setiap memandang Adi.
Moelyanie Abdul Salam  , Yani panggilannya, sales seniorku, bahkan bilang “ Mas Adi itu kalau diperhatikan sih gak ada cakep2nya bu, tapi dia enak dilihat, baik banget orangnya. Yani suka banget sama mas Adi. Punya bos seperti mas Adi enak kali ya bu?”
Kalau dia sudah komentar seperti itu biasanya aku dengan sewot suka bilang “ kamu mau pindah jadi salesnya Adi memangnya ? “
Hanya komentara Ririn, salesku lainnya yang agak menyeramkan, kebetulan Ririn itu bisa meramal dan bisa melihat hantu.
“ Bu, pak Adi itu cincin yg dipakainya ada isinya bu. Ririn lihat ada kuntilanak mengikuti pak Adi terus.”
Kontan aku dan sales2 lain agak merinding, maklum ruanganku itu gudangnya hantu.
Kadang tempat sampah gak ada hujan gak ada angin, kr diruangan tertutup, itu goyang goyang sendiri seperti ada yang buat main tutupnya.
Saat Adi kuceritakan bahwa dia diikuti kuntilanak, dia hanya tertawa saja.
“ Pak Adi pakai pemakai itu bu dibadannya, kalau Ririn lihat sih.”
Kembali kusampaikan ke Adi.
“ Gue pakai apa sih mbak? Ya gue pakai baju, pakai kolor, masak gue telanjang sih ?” ucap Adi memelas.

Sekarang, saat posisiku sudah diluar arena, mengingat saat2 rapat dengan si maha patih tidak lagi terasa menyeramkan dan memuakkan.
Bukan karena aku takut, rasanya makin lama bekerja rasa takut sudah hilang.
Aku cuma muak dipermalukan dan dipersalahkan.
Mengingat saat2 rapat dengan bu Emma dan teman2 lain jadi terasa sedih, ada rasa kekeluargaan yang hilang karena tidak lagi bersama.
Tidak lagi melihat warna cincin yang dipakai Adi, atau sales mana lagi yang sedang digombalinya saat ini, rasanya seperti didunia lain, ketinggalan berita.
Dari kejauhan, sambil menulis ini, aku berharap Adi pria durjana itu sudah tidak menjadi durjana lagi.
Aku berharap dia sukses dengan karirnya, dengan rumah tangganya, dengan sales2nya.
Mudah2an Adi tetap menjadi pria yang baik hati dan tidak sombong.
Itu doaku.

Komentar

Postingan Populer