ADIKKU TELAH PERGI MENDAHULUI...
Kemarin sore saat aku sedang mandi sambil menyanyikan lagu Nia Daniati tentang burungnya yang gak pulang2, aku lupa judulnya, tiba2 HP aku berdering.
Kulihat nama ibuku yang muncul.
Biarlah nanti aku telpon kembali saja, lagu ini masih belum selesai kunyanyikan soalnya.
Dua tiga kali ibuku menelpon berulang2.
Waduh, pasti ada sesuatu yang penting.
Pasti salah satu adikku berulah, dengan geram aku buru2 selesai mandi.
Ternyata ibuku menelpon dengan suara tangis sesenggukan mengabarkan bahwa adikku Bambang meninggal.
Bambang yang mana?
Soalnya dua adik tiriku juga dinamai Bambang oleh almarhum bapakku, katanya nama bambang membawa rejeki.
"Bambang siapa bu?" Aku masih bingung.
"Bambang kita, adikmu si Kojir..."
"Bambang ? Bambang meninggal ?" Tiba2 saja tenggorokanku terasa kering, mataku terasa perih.
"Iya Bambang meninggal Da pagi tadi. Kecelakaan lalu lintas, dia jatuh dari motor saat mau kekantornya di Lippo Bintaro. Orang2 kantornya telpon ke ibu tapi susah dihubungi, baru tadi sore bisa menghubungi HP ibu. Hiks....hiks...sekarang jenazahnya dibawa ke wonosari Gunung Kidul ketempat istrinya si Utik. Ya Allah kasihan banget keluarganya....mana istrinya sakit stroke sudah gak bisa apa2, mana anaknya masih kecil2..mana april besok dia mau pensiun." ibuku menelpon sambil menangis.
"Kenapa gak dibawa kerumah Ida? Kan Ida sudah beli kuburan, ngapain jauh2 ke Jawa? Bambang kan gak ada yg kenal disana ?"
"Biarlah Da, dikubur dimana saja sama saja kok.
Ibu nyesal banget baru tahu sore ini....ibu pengen banget lihat wajah terakhirnya Bambang. Dia sebetulnya sudah curhat sama ibu, capek katanya bolak balik ke Jawa, mana kerja, mana urusin anak2 dan harus bolak balik ke Jawa. Kasihan banget anakku ya Allah..." kembali ibuku menangis.
"Ya sudah bu, istigfar...ibu istigfar. Mending ibu doakan Bambang agar diampuni segala dosa2nya."
" iya Da....sudah dulu Da....badan ibu lemes semua...kenapa musti anakku yang dipanggil lebih dulu...kenapa bukan aku?"
" Ya sudah bu...ibu sekarang kirim doa buat......" Blep...tiba2 telponku diputus ibuku.
Ya...rabu 6 desember 2017 adikku Bambang Setiaji telah mendahuluiku dalam usia 52 tahun.
Kini tinggal aku dan Wiwi yang masih hidup disamping ibuku.
Innalilahiwainnailaihi rojiun..
Selamat jalan adikku, selamat jalan musuhku, sainganku.
Ada relung kosong dihati ini dengan kepergianmu
Maafkan bila aku selalu menjadi kakak yang tak pernah akur denganmu, aku menyesalinya.
Komentar
Posting Komentar