KEKUATAN DOA..
Ada yang bilang doa itu adalah sugesti diri, doa akan berhasil kalau kita sangat tersugesti akan berhasil.
Entahlah, aku tak tahu kebenarannya.
Yang aku tahu pasti Tuhan ada diatas sana selalu mendengarkan doa2ku, dan doa orang2 yang percaya kepadaNYA.
Siapa yang sangka Ahok yang begitu berkibar2 bisa kalah telak, padahal berton2 sembako digulirkan, ratusan milyar digelontorkan, dan...diterima dengan suka cita oleh rakyat.
Doa dan rintihan hati dari seluruh umat Islam Indonesia didengar Tuhan, itu adalah keajaiban, invisible God yang bisa membalikkan hasil pilkada.
Aku beberapa kali mengalami mujizat adanya kekuatan doa.
Sumpah, walau aku kadang suka iseng2 ngibul kali ini aku berkata jujur.
Beneran deh !
Pernah saat itu aku sedang mengurus BPJS anak angkatku Dini, bapaknya Dini sekalian adikku Wiwik di BPJS Bogor.
Karena aku asyik main HP aku tidak mendengar pengumuman bertubi2 bahwa yang boleh mengurus BPJS disini adalah penduduk kota madya Bogor.
Disebelahku Dini diam saja walau dia mendengar, lha dia tidak mengerti maksudnya kotamadya itu apa.
Setelah 3 jam antri, kira2 masih 10 orang didepanku, setelah kepalaku pegal karena menunduk terus main HP, perhatianku mulai fokus ke depan.
" Maaf pak, bapak penduduk kabupaten Bogor jadi harus mengurus BPJSnya di kabupaten Bogor pak, ini khusus untuk penduduk kota madya Bogor." Kata petugas didepan meja dengan sopan.
" Tapi saya kan kerjanya di Bogor sini pak, dijalan Pengadilan. Dulu juga saya tinggal di Bogor." Kata bapak2 yang duduk membelakangiku, menghadap petugas didepannya.
" Maaf tidak bisa pak, ini sudah peraturan."
Si bapak pun dengan lesu melangkah keluar dari area pendaftaran BPJS.
Aku langsung terhenyak kaget.
Waduh, aku kan sudah mengantri selama 3 jam dari jam 7 pagi, masak aku harus sia2 pulang.
Aku pasrah, benar2 pasrah.
Karena aku terbiasa berhadapan dengan setan dan satu2nya ayat yang kutahu adalah ayat qursi, segera kubaca ayat qursi sampai bibirku kebal, walau saking stresnya aku baca kadang terbalik balik.
Saat nomor giliranku dipanggil, aku menghadap sang petugas didampingi Dini.
" Selamat pagi bu, bisa saya lihat berkas2nya?"
" Berkas ? Yang ini ya?", kutunjuk map hijau berisi data2 Dini dan ayahnya, aku bertanya dengan mata kosong dan linglung.
Sengaja kucopot kaca mataku, agar dia bisa lihat mataku sendu dan bingung.
" Iya bu, data pengajuan BPJSnya."
Kuajukan map hijau itu.
" Ini yang ajukan siapa? Andini itu siapa?" tanya si petugas bertubi2.
" Hah? " aku bingung menatapnya, "Andini itu dia", sambil kutunjuk Dini yang berdiri disebelahku.
" Panggilannya Dini pak. Saya cuma mengantar saja." Sambungku menerangkan.
" Oh iya? Ibu tinggal di kota madya Bogor atau kabupaten Bogor ?" Tanya si petugas.
" Saya gak tahu pak. Apa bedanya kabupaten sama kota madya ya pak? Saya tinggalnya di Ciluer Bogor. Itu kan kota Bogor ya pak?" Tanyaku pura2 bingung.
Si petugas menatap wajahku lekat2, dari atas sampai bawah.
Untung saja aku berpakaian seperti emak2 yang mau kepasar bukan yang mau ke mall.
Saat itu aku cuma pakai sandal wedges agak tinggi yang sudah kadaluwarsa warnanya, tanpa syal atau pashmina yang biasa kupakai.
Aku juga tidak pakai kaca mata hitam kebanggaanku.
Kupikir dari BPJS aku akan ke pasar Anyar makanya aku tidak pakai kacamata hitam, bisa2 dikira aku tukang pijit kepasar pakai kacamata hitam.
Rasanya si petugas melihatku dengan iba, apalagi saat melihat sandal dekilku.
Jujur saja sebetulnya itu sandal mahal cuma karena sudah lama dan pudar warnanya akhirnya itu sandal turun pangkat hanya untuk ke pasar dan bukan ke mall.
" Oh jadi ibu tinggal di ciluer? Ya sudahlah bu, ini data2nya sudah lengkap saya terima, nanti ibu tunggu dapat sms dari BPJS untuk pembayaran iuran BPJS. Setelah ibu bayar kira2 3 minggu sejak ibu bayar, ibu nanti dapat pemberitahuan via sms untuk mengambil kartu BPJS dengan membawa bukti pembayaran. Ibu mengerti kan ya bu?" Kata si petugas lembut.
" Bisa tolong diulangi sekali lagi pak, ibu kok kurang mengerti ya? Maaf kuping ibu gak begitu mendengar." tanyaku masih dengan mimik bingung.
Dengan sabar si petugas kembali menerangkan sambil memberi secarik kertas tanda terima.
Dengan mengucapkan terima kasih berulang2 aku meninggalkan tempat pendaftaran.
Jauh didepan gedung BPJS aku dengan tubuh gemetaran mengucapkan doa dan terima kasih kepada Tuhan karena berhasil lolos dari lubang jarum.
Tak bisa kubayangkan bila aku harus mengantri lagi di pemda Cibinong yang jauh dari peradaban angkot.
Hari Selasa 17 Mei 2017 kejadian yang sama terulang saat aku buat perpanjangan paspor.
Atas desakan si bungsu, aku terpaksa membuat perpanjangan paspor di Bandung, agar bisa digunakan saat lebaran nanti.
Ya sudah,daripada aku dipecat jadi emak oleh si bungsu kuikuti saja.
Jam 6 pagi datang aku sudah mendapat nomor antrian 80.
Aku sudah berhitung dalam hati, apakah aku harus pakai cara pingsan cantik agar didahulukan.
Sayangnya lagi menimbang2, nomorku dipanggil untuk pemeriksaan berkas.
Saat pemeriksaan berkas ternyata berkas si bungsu lolos sementara berkas milikku ditolak mentah2 karena nama pada akte kelahiranku RITA RESTIAWATI sementara pada KTP, KK, paspor lama namaku RITA RESTIOWATIE.
“ Ibu bisa bawa ijazah asli bu, siapa tahu nama pada ijazahnya sama dg data yang lain.” Kata sipetugas.
“Ijazah ibu ada, dari FHUI,’ ucapku dengan bangga, “ tapi ibu simpan di Safe Deposit Box” jawabku lemas.
“ Kalau begitu ibu punya surat kawin ?” si petugas dengan yakin bertanya, mungkin dia pikir wanita setua aku pasti sudah kawin.
“ Ibu gak punya surat kawin.” Kataku lemas.
“ Ibu gak punya surat kawin? Bukannya ini Vanya anak ibu?” kulihat dia kaget dan mulai membuka2 lagi berkas sibungsu.
Pasti dia pikir si bungsu anak diluar nikah deh.
“ Ibu gak punya surat kawin karena sudah cerai. Kan kalau sudah cerai surat kawinnya diambil oleh pengadilan agama.
“ Maaf bu, ibu tidak bisa perpanjang paspor karena nama ibu beda.”
“ Tapi saya kan sudah 2 kali perpanjang, ini yang ketiga kalinya malahan.”
“ Betul bu,tapi tetap tidak bisa, ini sudah peraturan dari yang diatas.”
Lemas seluruh tubuhku membayangkan perjalanan yang sia2 dari Bogor ke Bandung.
Sambil tak henti melantunkan ayat qursi, ku sms teman BFFku, yang suaminya kebetulan pejabat tinggi di imigrasi.
Tadinya aku ingin bertahan dengan cara normal, anggap saja cuci mata sambil menunggu antrian, aku malu banget berghutang budi, sayangnya keadaan tak memungkinkan.
Untunglah rejekiku bagus hari ini.
Doa yang kupanjatkan ditambah ayat2 qursi yang tak henti, membuka jalan mulusku melalui temanku.
Terima kasih teman, ai lap yu, sms ku berulang2.
Ada 2 kejadian yang cukup berbekas dalam ingatanku akan besarnya kekuatan doa.
Saat itu aku masih di bagian Administrasi Kredit di Kantor Wilayah 10, pemimpin bagianku adalah pak Nelson Tobing, batak baik hati dan royal tapi galak dan bersuara sekencang geledek disiang bolong.
Sehari sebelumnya aku bolos dan pulang siang hari karena kupikir tanggal 31 desember itu libur setengah hari, ternyata tidak.
Tanggal 2 januari aku dipanggil dengan suara keras oleh pak Nelson.
Sejam sebelumnya aku sudah berdoa habis2an begitu tahu aku akan dimarahi.
Dimarahi oleh pak Nelson itu buatku sesuatu banget deh, saking kerasnya suaranya.
Bismilahirohmanirohim, sambil jalan kubaca lagi ayat qursi idolaku.
“ Kamu kenapa kemarin pulang belum jam pulang?Sudah bosan di BNI ?” kata pak Nelson.
“ Maaf pak”, tanpa sadar air mataku mengalir deras,” saya gak tahu kalau gak libur, habis kata teman2 31 desember itu cuma setengah hari” jawabku terisak2.
“ Sudah...sudah sana duduk. Belum diomelin sudah nangis, nanti disangka orang2 kamu saya apa2kan lagi. Coba kalau kamu melahirkan dikantor, saya bisa ketempuhan. Sudah sana duduk.” Kata pak Nelson, kali ini tanpa amarah.
Aku buru2 kembali ke kursiku dan anehnya airmataku langsung berhenti dan sambil mengusap2 perutku yang sedang hamil 8 bulan aku mengucap syukur.
Pernah suatu kali aku tidak ikut olah raga, dulu setiap jumat semua pegawai diharuskan ikut senam dan diberi bubur kacang ijo.
Saat itu aku sudah melahirkan dan sedang magang RM/Relationship Manager di Kantor Wilayah 10, sedang hobby2nya pakai bedak dan bibir merah.
Kupikir RM2 senior juga banyak yang tidak ikut senam, ya sudah aku juga ikut malas senam, aku kan loyal banget orangnya.
Kubayangkan kalau aku senam aku pasti akan ajrut2an dadaku dan mantan pacarku yang biasanya rajin senam disebelahku pasti akan berhenti bergerak dan pura2 melototi dadaku agar aku marah.
Aku juga malas antri di kamar mandi.
Ternyata pemimpin Wilayahku pak Mohamad Arsjad sedang rajin senam dan keberatan kalau anak buahnya tidak ikut senam.
Semua nama2 yang tidak ikut senam dipanggil keruang pemimpin.
Aku siap2 dengan doa dan ayat qursiku.
Alhamdulilah, yang dimarahi ternyata hanya RM2 senior, kami yang masih magang hanya diberikan wejangan “ jangan ikuti contoh yang buruk.”
Saat aku curhat ke si semprul, jawabnya simple sekali “ Ibu harus ikut senam terus. Biar saja mantan pacar ibu lihatin ibu, itu kebanggaan tersendiri buat ibu, juga buat bapak, ternyata istrinya masih cantik. Daripada dimarahi pemimpin karena melanggar aturan, bapak lebih suka ibu senam dan dipelototi mantan pacar ibu. Nanti juga dia bosan godain ibu terus.”
“ Bapak yakin gak masalah ibu dipelototi dan digoda2 mahluk itu saat senam ?”tanyaku bingung.
Biasanya soalnya si sempul itu kan cemburuan.
“ Yakin. Bapak percaya kok sama kesetiaan ibu. Lagipula sayang bubur kacang ijonya kalau disia2kan seperti itu. BNI kan mengeluarkan uang banyak buat konsumsi senam bu. Lagian kan cuma saat senam saja digodainnya, ibu kan beda lantai sama mahluk itu.
Sebagai istri yang selalu menuruti kata suami, sejak saat itu aku memang selalu ikut senam.
Gara2 sayang bubur kacang ijo, aku senam.
Gara aku senam, godaan2 itu berlanjut terus sehingga membuka episode baru dengan mahluk itu, episode CLBK, Cinta Lama Belum Kelar2.
Si semprul salah prediksi kesetiaan istri.
Yah kekuatan doa memang ada, sayangnya kali ini aku lupa berdoa agar dijauhi dari godaan setan yang terkutuk.
Aku lupa mendoakan itu.
Komentar
Posting Komentar