ADIKKU SAKIT APA ?
Dear diary,
Sebulan yang lalu aku dapat kabar kalau adikku, adikku satu2nya yang satu bapak satu ibu sakit.
Aku pernah cerita kan Dear Diary kalau adikku itu cantik dan manis.
Dulu semasa mudanya dia mirip bintang film Lenny Marlina.
Anak2muda di kampungku yang keblinger dan tergila2 dia bahkan selalu menyanyikan sepenggal lagu Widuri yang dipelesetkan dengan nama adikku kalau kami, aku dan adikku sedang lewat.
" Wiwi....elok bagai rembulan oh sayang...Wiwiiii indah bagai lukisan...oh sayang..."
Suara sumbang anak2 muda itu kerap mengiringi langkah kami.
Yah Wiwi memang nama panggilan sehari2.
Sejak tahu adikku selalu dijadikan nyanyian oleh anak2 muda kampungku aku jadi malas jalan bareng adikku lagi, aku merasa seperti Beauty and the Beast.
Tentu saja aku yang jadi The Beastnya Dear Deary.
Lagipula soalnya adikku suka pura2 bloon dan pura2 bertanya yang gak perlu seperti " Itu anak2 sini pasti lagi nyanyiin buat Wiwi ya mbak ? " atau " Wiwi jadi malu kalau lewat sering dinyanyiin lagu Widuri mbak."
Mustahil kan dia gak tahu kalau lagu itu buat dia Dear Diary?
Aku sih boro2 dipuji lewat nyanyian, ada juga disindir dengan lagu dangdutnya Rhoma Irama.
Lagu berjudul Salome itu benar2 penghinaan buatku, sindiran karena aku selalu ganti2 pacar.
Apesnya kalau sedang jalan berdua selalu ada saja mulut usil yang komentar " Kayak bumi sama langit ya lihat Ida sama Wiwi. Jangan2 anak tiri yang satunya."
Ada juga yang komen " Ihhh kakaknya judes banget ya, gak kayak adiknya baik hati, senyum terus sama orang biarpun gak kenal."
Oke, biar dibilang baik hati aku pun senyum2 pada semua yang kutemui dijalan.
Komennya malah lebih menyakitkan buatku "tumben si Ida senyum2 sendiri, jangan2 habis diputusin pacarnya kali jadi stres."
Dan akupun lebih baik dibilang cewek judes dan jahat daripada harus dibilang cewek stres oleh orang sekampungku.
Dear Diary,
Adikku itu saking manisnya sudah 7 kali menikah, entah dengan siapa saja aku lupa, hanya alm. ibuku yang hafal nama2 suaminya karena setiap habis kawin lagi selalu lapor membawa suami barunya.
Alm. ibuku sering jadi korban pencitraan adikku yang minta uang pada ibu didepan suami2nya agar dianggap anak orang kaya dan ibunya punya banyak uang.
Demi gengsi ibu tidak akan menolak.
Hanya setelahnya ibu mengadu karena berhasil dipalak adikku.
" Ibu habis dipalak Wiwi kemarin Da, dia minta duit didepan suami barunya. Kalau gak dikasih nanti ibu dibilang gak punya uang, terpaksa ibu kasih."
Adikku itu memang antik dan seenak perutnya sendiri Dear Diary.
Dulu saat kelas 3 SMAN 1 Depok, 4 bulan menjelang ujian dia kabur dari rumah hanya karena dilarang pacaran dengan Darto, tetangga lain RT yang kebetulan ganteng dan berjambul rambutnya.
Sejak itu ibuku jadi langganan dukun dan orang pintar, maklumlah saat itu alm. ibu setahuku masih belum mendalami islam, masih islam KTP istilahnya.
Aku atas perintah ibu sepulang kuliah rajin mendatangi Rumah Sakit untuk mencari informasi korban kecelakaan.
Saat melihat mayat yg berdarah2 dan kadang hancur tak berbentuk, rasa takutku mendadak hilang, yang ada putus asa dan kesedihan saat mencari2 diantara mayat2 yang bergelimpangan di RSCM, adakah adikku diantara mereka.
Adikku akhirnya pulang beberapa bulan kemudian dan tidak sempat ikut ujian SMA.
Saat kami bersaing dibidang pelajaran, dia slalu mengambil jalan pintas, dipacari dan didekatinya semua...hampir semua..guru2nya.
Nilainyapun mendadak menjadi bagus2 tanpa pernah belajar, sementara aku sampai berteman dengan kuntilanak saat belajar sampai malam baru bisa menjadi juara kelas.
Aku pernah cerita kan Dear Diary kalau aku pernah bermusuhan dengan adikku selama 3 tahun walau 1 tempat tidur.
Ya betul, aku memang pendendam.
Siapa yang tidak akan marah kalau semua cowok yang kuincar sudah didekati dulu oleh dia, dan kadang bahkan sialnya cowok kadal buntung itu juga malah pacaran dengan adikku.
Bukan cuma sekali dua kali.
Alasannya klise dan membuatku ingin muntah.
" Wiwik sengaja mbak, Wiwik takut mbak Ida dibikin mainan, mbak Ida kan harapan keluarga. Ternyata betul kan mereka cowok yang gak setia mau saja dipacarin Wiwi ?!"
Sudah ah, rasanya aku masih emosi kalau ingat masa lalu.
Dear Diary,
Kecantikan adikku tidak sejalan dengan kebahagiaan.
Mungkin karena dlm mengambil keputusan berumah tangga dia selalu pakai ukuran hati, tidak pernah pakai matematika sepertiku.
Yang penting cinta, kawin, titik, besok mau makan atau tidak urusan belakangan yang penting ada cinta.
Rasanya dia ada mirip2nya dengan anakku si Tengah, cinta, kawin, titik.
Makanlah cinta sampai kenyang, aku sering meledek adikku saat sedang ketemuan.
Hidup buat adikku adalah yang penting hari ini, esok entah bagaimana.
Dalam bidang kibul mengibul barulah adikku mengalahkanku.
Agar ibu mudah memberi uang dan perhatian pada adikku, dia ini pernah pura2 sakit asma, kanker, paru2 dan segala.macam penyakit yang ada dimuka bumi
Aktingnya betul2 berani mati, kurasa kalau jadi stuntgirl dia pasti sukses dan kaya raya.
Dia minum napacin berbutir2 dengan Sprite.
Hasilnya sudah pastilah seperti orang sekarat berbuih2 mulutnya.
Ibukupun akhirnya rela dibohongi karena takut anaknya punya kanker yang sudah stadium lanjut.
Siapa yang gak sedih punya anak gadis cantik umurnya tinggal beberapa bulan.
Sayangnya adikku tidak berpikir, setelah beberapa bulan masih hidup, lalu what next ?
Setelah beberapa kali diancam penyakit menakutkan akhirnya ibuku sadar kalau adikku cuma membohonginya.
Akhirnya julukan "tukang ngibul nomor wahid" pun jatuh dipundaknya, mengalahkan adikku Buyung dan Bambang.
Kata alm ibu, aku cuma ranking 4 sebagai tukang ngibul dikeluargaku.
Benar2 nekat ulahnya memang, pantas jadi juara.
Dulu kami sekeluarga pernah bertangis2an saat adikku bilang suaminya, aku lupa namanya, meninggal karena kecelakaan kereta api saat pulang ke Jawa.
Tangisannya meyakinkan, benar2 seperti janda yg ditinggal mati suaminya.
Saat ingin buka usaha jahit atau jualan pecel lele atau apalah aku lupa saking seringnya, gaya bicaranya benar2 meyakinkan, ditambah lagi bumbu2 mengharu biru dr ibuku sehingga aku tanpa sadar memberi modal.
Saat dia ingin bangun rumah di Tasikmalaya dengan suaminya, aku lupa juga namanya, akhir2 ini aku makin sering lupa Dear Diary, setelah diberi bantuan yang lumayan besar, eh dia malah tinggalkan suaminya denga hanya membawa baju dibadan dan uang untuk ongkos.
Ditinggalkannya KTP dan tanda pengenal lain, benar2 tidak bawa apa2.
Ditinggalkannya rumah yang dibangun atas bantuanku.
Hanya orang gila menurutku yang bisa bersikap seperti itu.
Pernah aku marah dengan suamiku si play boy karatan, aku pergi mendinginkan kepalaku jalan2 sendirian ke Cilegon dan Serang, tapi aku tetap dengan kepala dingin lebih dahulu menyelamatkan semua surat2 dan barang2 berharga, taruh ke Safe Deposit Box dan mempersiapkan persediaan makanan untuk anak2ku selama seminggu.
Adikku beda denganku.
Cinta buatnya sudah cukup, yang lain2 tidak perlu.
Dihari tuanya akhirnya dia kembali ke titik Nol, tak punya suami, rumah dan tanda pengenal, boro2 harta.
Dear Diary,
Saking seringnya aku dibohongi makanya saat suaminya terakhir, Yudi meninggal aku tak percaya.
Aku sampai menyelidiki kebenarannya ke istri sepupuku Heri yang dekat dengannya.
Sekarang saat adikku sakit, setelah dikirimi photo aku baru percaya.
Adik bungsuku bilang katanya adikku itu disantet dan ingin dia mati.
Adikku itu tidak mau makan dan minum, bahkan buang air besar dan kecil ditempat tidur.
Mungkin juga kataku, mungkin adikku itu salah jatuh cinta pada milik orang.
Saat aku baca FBnya, kulihat dia ganas, kecebong ganas yang memaki2 saingannya sang kampret, dengan kata2 sadis.
Padahal jelas2 dia tahu kakaknya seorang kampret.
Dia juga mengolok2 Habibana, dan itu yang tidak bisa kumaafkan.
Ingin kunasehati dia untuk tidak usah ikut2an, apa gunanya menjadi kecebong kalau tetap miskin, betapa mulianya habibana dan Ef Pe I nya, betapa besar jasa2 Ef Pe I dalam setiap musibah, sayangnya kami saling tidak bertegur sapa sejak lama.
Aku hanya bisa memonitor ulah cebong radikalnya sambil menyumpah2 dalam hati.
Dear Diary,
Saat sakit tak berdaya adik2ku yang lain menyuruh aku mengurus adikku.
Tentu saja aku menolak.
Bukannya tidak berperikemanusiaan, siapa yang akan mengurusnya nanti ?
Dini sudah bekerja, si bungsu gak akan mau bergelimang kotoran dari orang yang tidak begitu dia kenal.
Aku ?
Lha aku kegiatanku kan terbatas sekali, sholat saja gak bisa sujud hanya bisa duduk.
Keuanganku juga gak pernah lebih walau gak pernah kurang banget.
Setiap sholat dalam sujud malamku, selalu ada doa buat adikku walau aku tak mampu mengurusnya Dear Diary.
Seandainya saja ada yang bisa membantu penyakit adikku, aku akan berterima kasih sekali.
Sakit apakah yang menyebabkan dia tidak mau makan atau minum ?
Kadang lupa namanya, lupa dimana keberadaannya, buang air besar dan kecil dimana dia mau.
Sehari hari hanya melamun menatap langit2.
Apakah itu karena santet ?
Apakah itu karena muhabalah habibana ?
Sudah diruqyah tapi tidak berubah.
Adakah kira2 yang bisa membantu adikku ya Dear Diary?
Kasihan adikku, si cantik duplikat Lenny Marlina.
Nasibnya setragis kisah2 cintanya.
Komentar
Posting Komentar