CUCUKU YANG MENGHARU BIRU



Namanya masih Handaru Anindya Wiryateja, panggilannya masih Daru, tapi usianya sudah 7 bulan sekarang. 
Dia masih selalu tertawa, tak peduli orang tuanya tidak mandi berhari2, dia juga masih suka cekikikan kl ketiaknya kucolek, dan yg pasti dia masih tetap genit bila menghadapi cewek2 cantik yg menegurnya.
Sekarang dia sudah bisa merangkak, tapi anehnya bukan merangkak maju tapi mundur. 
Merangkaknya cepat sekali kl diberi iming2 botol susunya, semakin cepat merangkak semakin jauh dr botol susunya. 
Yg bisa dilakukan akhirnya hanya melihat botol susunya sambil mengeluarkan air liur dan memprotes keadaan dg bersuara " cacacacacahhhh...ugh...cacah...".  
Kadang kl sedang iseng kuikuti suaranya "cacacacahhh...", dia pun membalas dg suara makin tinggi dan akhirnya teriak " cacaacacah....argh!!!" Teriakan sahut2an antara aku dan cucuku baru berhenti saat si bungsu komplain "berisik mam. Jangan gangguin anak bayi kenapa sih?". Mengganggu? 
Kenapa aku merasa ini adalah cara nenek berkomunikasi dg cucunya ya? 
Salahnya memang dimana? 
Bukannya cucuku merespon dg suaranya yg makin marah? 

Kalau sore sesudah mandi biasanya kuajak cucuku duduk2 didepan jalan rumahku, melihat pekerja2 wanita lewat,  yg biasanya cantik2. 
Sebagai penggemar keindahan aku suka sekali melihat wanita cantik, bukan cuma pria. 
Cucuku rupanya sealiran denganku. 
Pernah ada wanita cantik lewat. Cucuku sambil menendang2 kakinya bersuara "ssssst..zzzzz..". Si wanita dengan marah menoleh, kupikir dia ge'er, disangkanya digoda org iseng. 
Begitu dia lihat anak bayi yg bersuara, dia menoleh buru2 dg wajah malu. 
Aku dan Mimin asistenku ketawa terkikik kikik melihat wanita itu berlalu. 
Memang seperti itu ulah Daru. 
Tetanggaku sampai sekarang belum pernah berhasil membuat Daru tersenyum apalagi mengajak Daru mengobrol. 
Mungkin wajahnya bukan selera Daru.   
Kalau yg bertanya wanita cantik berkulit putih, Daru pasti akan terkekeh2 tertawa dan memegang  pipi atau meminta gendong. 
Kadang aku malu dan sedih apalagi kalau tetanggaku (walau) dg main2 bilang "Daru gak mau kl saya ajak ketawa. Mungkin saya jelek ya bu..". 
Aku pastilah berkelit " mana mungkin sih bu. Daru kan masih bayi. Kl dikasih api pasti juga dipegang. Anak bayi sih blm ada pikirannya bu." 
Aku berusaha membenarkan ucapanku. 
Anak bayi memang belum bisa berfikir. 
Tapi kenapa Daru membeda2kan sikap ya?
Apa krn ada gen play boy dr bapaknya? 

Daru selalu bersikap manis tidak seperti bayi2 tetangga yg menangis setiap minta sesuatu. 
Tak bisa kubayangkan punya cucu yg cengeng, bisa langsung di persona non grata kan itu anak. 
Kl rewel Daru biasanya hanya ah uh ah uh saja, itupun biasanya kr bosan. 
Aku cukup mengangkat Daru diatas dadaku, sehingga dia bisa tidur tengkurep diatasnya. 
Biasanya Daru langsung jingkrak2 kesenangan. Kakinya menendang2 sambil berceloteh mengeluarkan berbagai macam suara. 
Begitu sederhananya kebahagiaan bagi seorang bayi play boy.

Saat Daru pup biasanya aku langsung tahu. 
Wajahnya agak tegang dan suaranya juga spt layaknya org sedang pup "eeeeeeennnggggg ehhhhhh".  
Tapi malangnya Daru sering kali menjadi korban suudzon anak bungsuku. 
Anakku suka teriak dg panik  "mam...Daru pup tuh..." begitu aku berlari2 menghampiri ternyata Daru tidak pup. 
Memang susah membedakan bayi pup dg tidak pup, hanya kaum ibu yg bisa.

Sayangnya sikap Daru tidak selalu manis padaku. 
Bila bangun tidur dan aku cium2 wajah dan dadanya, Daru biasanya mengernyit dan cuma diam. 
Mungkin dia shock melihat rambutku yg panjang awut2an, belum lagi bau iler dan belekan. 
Aku tahu, kr wajah Daru seolah2 berkata " ini nenek gw serem amat. Seandainya gw bisa memilih...".
Kalau sudah begitu aku biasanya langsung mandi dan berpakaian rapi dan baru menemui Daru lagi. 
Ternyata anak kecilpun tahu keindahan dan kebersihan rupanya !

Komentar

Postingan Populer