Rumah Dijual
Dear Diary
Kemarin resmi sudah rumah kost ini dipasarkan melalui pak Asep. 5 banner dipasang di rumah dan ditempat umum.
Sebelumnya aku cuma pasarkan diam2, antara mau dan tidak melalui OLX dan grup jual beli.
Rumah ini sebetulnya tidak punya salah apa2 sehingga harus dijual.
Dari 10 kamar yang ada aku kos kan 7 kamar, sisanya kupakai untuk kamarku, kamar si bungsu dan mushola.
Kamar kos nya selalu laku dan terisi penuh karena letaknya strategis dan dipinggir jalan raya..eh maksudnya terhalang sungai sih..tapi tetap saja dekat jalan raya..cuma 1 menit seberangi jembatan. Bahkan kalau aku sedang kepo aku biasa intip siapa saja yg turun dari angkot dengan jelas.
Dekat banget deh.
Seringnya sih aku perhatikan mobil merk apa yang antar anak mantan ketua RTku, cewek cantik berparas bule.
Dear Diary,
Rumah ini sebetulnya sudah sejiwa denganku.
Setan2 penghuni rumahku bahkan akrab dan sangat menuruti perintahku.
Kalau aku sedang masak didapur dan penghuni liar itu mondar mandir keluar kamar mandi dekat dapur sehingga membuat aku terganggu, aku cuma bilang "tolong jangan bolak balik begitulah, ganggu banget. Apa mau aku usir dari rumah ini?"
Padahal sih itu cuma gertak sambel saja, aku kan cuma pensiunan, dan memanggil pemburu hantu itu pakai uang.
Mereka cuma sebatas itu saja mengganggunya.
Kalau diomelin langsung berhenti.
Kadang kalau aku lupa naruh HP..waktu itu HPku pakai chasing warna hitam..aku mengeluh sendiri. " Ya Allah...kalau sudah tua begini banget sih..apa2 lupa. Taruh Hp saja lupa. Sedih banget nasibku."
Itu keluhanku.
Aku memang hobby mengeluh, punya duit gak punya duit mengeluh jalan terus.
Ulama pasti bilang aku orang yang tidak mensyukuri nikmat.
Diberi kelebihan berat badan 35 kg saja aku mengeluh sepanjang masa.
Padahal kalau Jokowi lihat tubuhku pasti dia ngiler dan ingin punya tubuh subur sepertiku.
Jadi dear diary, kalau aku sudah mengeluh dan capek cari2 HP tiba2 saja itu HP ketemu secara tidak sengaja.
Kalau aku minum obat dan tidak bangun untuk sholat malam walau alarm sudah terpasang, biasanya kakiku ditarik2..pelan2..lama2 keras.
Kalau mengantuknya keliwatan biasanya aku cuma tarik selimut sambil bilang "jangan ganggu ah..ngantuk.!", tapi biasanya akhirnya aku terbangun karena terganggu.
Dear Diary,
Tahu gak kenapa aku terima kos2an tapi hanya pria saja ?
Percaya tidak percaya ternyata anak kost wanita itu lebih jorok daripada pria.
Kalau sedang mens mereka suka buang softex ditoilet pdhl sdh disediakan plastik dikamar mandi untuk membungkus bekas mens mereka. Belum lagi rambut2 panjang menggumpal di lubang air.
Kalau pria tidak sejorok itu..paling apes rambut2 kecil..mungkin bekas ***but yang rontok, dan itu tidak menyebabkan mampet saluran air.
Aku jarang keluar kamar kalau anak2 kost belum pergi kerja.
Pernah aku kekuar kamar eh itu anak kost seliweran pakai handuk sepotong masak di dapur kost, sambil nunggu kamar mandi kosong mereka bikin sarapan.
Entahlah kenapa bisa antri seperti itu, padahal ada 4 kamar mandi dirumah ini.
Alhamdulilah imanku kuat.
Selama ini belum ada anak kost yg sesuai seleraku, jadi aku malah bisa ketawa geli melihat tubuh2 berhanduk itu.
Sejak itu aku beli dispenser aqua untuk dikamarku agar tidak perlu melihat pemandangan seperti itu lagi.
Dear Diary,
Jadi intinya, aku ingin jual rumah.
Semua kuserahkan ke pak Asep. Biar dia yang urus tawar2an atau memandu calon pembeli.
Aku jual rumah kost ini berikut barang2 antik didalamnya, kecuali alat makan, 7 botol aqua galon dan 3 tabung gas 12 kg.
Jadi kalau aku pindah aku cuma bawa baju2, buku2, perobatan makan dan gas serta aqua galon.
Aku capek mengurusi bermacam2 anak2 kost walau mereka sopan dan baik2.
Aku iri setiap lihat teman2 jalan2. Jalan2ku paling jauh ke mall CCM atau Botani Square.
Ditinggal ke Bandung 2 hari saja aku sudah deg2an takut mereka bawa teman lain jenis masuk.
Boro2 pergi sampai sebulan untuk keliling Indonesia seperti yang kuimpi2kan.
Kalau rumahku terjual aku ingin beli rumah kecil..cukup 3 kamar saja..yang penting tanahnya luas sehingga aku bisa menanam kembang sepatu, mawar liar dan suplir serta pakis.
Tapi ada niat juga sih sebenarnya ingin tinggal panti werda, yang islam tentunya. Aku tidak perlu mikir beli gas, bayar listrik dan yang lainnya.
Bulan lalu dapat panti werdha keren eh harganya selangit..21 juta sebulan. Ada juga yang 7 juta sebulan. Sayangnya penghuninya campur baur.
Aku ingin yang khusus muslim biar bisa sama2 mengaji dengan penghuni lainnya.
Temanku yang pensiunan BNI, mbak Dientje, bilang ada di Bogor Panti werha bagus, untuk muslim dan hanya 5 juta sebulan.
Noted, aku catat .
Nanti kalau pandemi ini sdh berlalu dan rumahku sudah laku, aku ingin melihat.
Siapa tahu aku lebih tertarik tinggal di panti werha daripada beli rumah lagi.
Aku bisa bebas menikmati hidup dalam kesendirian dan menanti panggilan ajal.
Mudah2an rumahku cepat laku terjual ya Dear Diary...
Komentar
Posting Komentar