MEMANGNYA SIAPA YANG MAU JADI JOMBLO ?
Dear Diary
Sebenarnya aku malas banget kalau ditanya temanku kenapa setia jadi Jones..jomblo Ngenes, Joah...jomblo Abadi, Jojoba..Jomblo Jomblo gak bahagia.
Entah berapa banyak istilah jomblo yang disematkan khusus untukku.
Hello..
Umurku sudah 65, sudah saatnya mendekatkan diri dan mempersiapkan diri menunggu panggilanNYA.
Tidak terpikirkan olehku memikirkan syahwat duniawi, manakala mengurusi diriku sendiri saja aku kewalahan, apalagi mengurusi orang lain.
Please, enggaklah.
Dear Diary
Temanku suka meledekku dan menganggap ini hanya candaan karena tahu aku juga suka bercanda.
Tapi dia tidak tahu ketakutan terdalamku akan pengkhianatan serasa diusik manakala didorong mencari pendamping lagi.
Gak lucu banget kalau "buaya dikadalin" itu terulang kembali seperti hubunganku dengan temanku Ros.
Melupakan rasa sakitku sambil bercanda aku biasa menjawab "biarin jomblo, yang penting banyak peminatnya", dan untungnya dia selalu percaya.
Dear Diary
Temanku itu rutin datang kerumah, rutin meledek kejombloanku dengan candaan garing dan tidak ada inovasi sedikitpun.
Wait...kali ini rasanya dia sudah hampir 4 bulan belum datang, biasanya sebulan atau 2 bulan sekali dia datang.
Apakah dia sudah "pergi" ?
Apakah dia takut datang kerumahku lagi setelah aku meramal telapak tangannya, dan dengan serius menasehati agar banyak bersedekah, sholat jangan bolong bolong lagi dan tidak banyak bicara daripada menyakitkan.
Kubilang kupingnya sudah nempel kekulit kepalanya, matanya juga sudah agak hilang bayangannya.
Aku lalu minta maaf kalau ada kesalahan.
Aku tidak bohong Dear Diary, sumpah aku tidak bohong.
Kupingnya kan memang menempel dikulit kepalanya, matanya juga agak buram karena dia kan kena katarak.
Nasehatku juga benar agar dia berubah lebih baik karena sudah tua.
Uangnya banyak Dear Diary, tapi susah kl disuruh sedekah, anehnya dia hobby dan rajin mentraktir kalau ada acara.
Dear Diary
Aku duga dia ketakutan setelah mendengar ramalanku.
Dia pikir aku meramalnya, padahal tidak. Aku cuma sengaja menakutinya karena lama lama kesal juga diledek sebagai jomblo ngenes.
Sejak aku merasa menjadi wanita solehah se kabupaten Bogor aku tidak pernah iseng meramal lagi karena kata guruku itu termasuk musrik.
Lagipula itu cuma iseng dan mempermudah dalam pergaulan.
Mana bisa aku meramal ?
Yah seperti kata si bungsu, aku memang hobby ngibul.
Lagipula memang lebih nyaman bila kita tidak tahu apa yang akan datang.
Berdoa sajalah, dan lihat apa yang terjadi.
What ever will be, will be.
Komentar
Posting Komentar